Mulut Riendra otomatis menganga mendengar itu. Dia benar-benar dibikin syok atas ucapan Vyasti yang tiba-tiba meminta izin untuk pulang. Padahal percakapannya dengan perempuan berkepang satu itu belumlah usai. Masih menggantung. Sungguh hal itu membuat dia menjadi kesal sekaligus penasaran dan gregetan. Seperti habis membaca sebuah novel dengan ending clifhanger.
"Lho kok mendadak gitu? Padahal kita belum selesai bicara, lho." Komplain Riendra dengan raut muka kecewa. "emang siapa sih yang tadi menelepon kamu, Vyasti?"
Vyasti tidak menjawab pertanyaan itu, malah bergegas bangkit dan hendak melangkah pergi. Namun, saat kaki kanannya baru saja melangkah. Riendra dengan cepat meraih pergelangan tangan kiri Vyasti sambil berkata,"Tunggu. Tolong jawab dulu pertanyaanku tadi." Dengan memasang wajah memelas.
"Ndra, kamu masih ingat dengan password FB-mu?"
"Iya, kenapa?"
"Jawabannya ada di sana."
Kening Riendra seketika berkerut mendengar itu. Karena dia benar-benar tidak mengerti maksud dari ucapan Vyasti. Tentu hal ini membuat Vyasti menggeleng-gelengkan kepala sambil berdecak.
"Cari grup Enggan Menulis di FB. Nanti kamu akan mendapatkan jawabannya dari postingan-postingan yang ada di sana," suruh Vyasti sambil menampik genggaman Riendra. "Ndra, jangan lupa makan. Dan jangan pesan mie di GoFood. Ingan kondisi perutmu." Dengan tatapan tajam sebelum bergegas menuju pintu.