Riendra terhenyak mengetahui hal tersebut bukan karena ada dua sosok besar di balik layar grup itu. Tapi lebih pada satu kenangan yang bisa dikatakan pahit. Seperti dipaksa menelan kapsul padahal dalam kondisi sehat. Dia masih cukup bisa mengingat peristiwa itu dengan baik. Malah sangat merekat erat diingatannya. Satu peristiwa yang membuat dirinya terinspirasi untuk menulis novel.
Novel DEBAT, novel yang lahir dari peristiwa itu sekaligus sindiran bagi siapa saja yang suka berdebat kusir dan hate speech—ujaran kebencian di medsos.
Ya, Riendra mengalami perundungan dan perdebatan di grup itu hanya karena memposting satu opini yang kontra dengan sebagian para member di sana. Satu postingan tentang ideologi sebuah negara. Khilafah. Di mana secara garis besar Riendra menolak ideologi tersebut karena sengaja dipaksakan untuk mengubah UUD 45 dan Pancasila oleh beberapa politikus sayap kanan. Tepat sebelum pemilu—pemilihan umum dan pilpres —pemilihan presiden digelar. Tapi dia tidak menolak ideologi itu jika sudah disepakati secara bersama sebelum lahirnya Pancasila. Ketika awal-awal kemerdekaan. Bukan saat ini.
Sayang, mereka tidak memahami maksud Riendra dengan baik. Sehingga dia mengalami perundungan yang mengarah ke fisik. Malah ada yang membagikan foto pribadinya dengan cara men-screenshot dan membagikan di kolom komentar disertai kata-kata tidak pantas. Sejak saat itulah dia tidak pernah membuka Facebook lagi setelah terlebih dahulu menghapus postingan itu di grup tersebut. Sebelum akhirnya dia benar-benar total berhenti bermain medsos begitu ada pengumuman pemenang kompetisi yang diikutinya di Instagram. Dari satu platform baru yang tampilan antar mukanya seperti medsos. Kwikku.
Setelah cukup puas membaca semua komentar dan telah mendapatkan petunjuk pasti asal tangkapan layar pada postingan tersebut, Riendra bergegas menuju ke TKP—Tempat Kejadian Perkara untuk memastikan kebenarannya. Di mana lagi kalau bukan di Instagram. Lebih spesifiknya di akun platfrom si ijo.
"Loh? Kok gini? Kok sama seperti FB-ku tadi. Padahal dah lama aku gak buka IG." Riendra kembali menggigit ujung kuku jari kelingking dan tampak berpikir.