Perkenalkan nama saya Wahid Sukron, lahir di kota reog (Ponorogo) tahun 1983, saya dibesarkan di kota angin (Nganjuk), karena orang tua dinas di Nganjuk sebagai guru. Saya lulus kuliah tahun 2008 dengan mengambil jurusan Pendidikan Matematika di STKIP PGRI Nganjuk Jawa Timur. Setelah lulus saya mencoba mengadu nasib dengan mengikuti tes CPNS di kabupaten setempat dan pernah juga di kabupaten lain, karena belum rezeki beberapa kali tes belum bisa lulus. Untuk mengisi kekosongan saya mencoba menjadi guru honorer di sebuah Sekolah Dasar di desa saya, tepatnya di SDN Gemenggeng 1 Kecamatan Pace kabupaten Nganjuk. Karena sudah dua tahun tidak ada perubahan, orang tua saya menyarankan agar saya merantau ke Kalimantan ikut paman saya, konon katanya di Kalimantan lapangan pekerjaan masih banyak.
Awalnya saya tidak ada keinginan untuk merantau, karena bagi saya hidup itu terasa lebih nyaman jika dekat dan berkumpul dengan keluarga. Tapi takdir berkata lain, kadang apa yang menurut hamba itu baik belum tentu tepat menurut keputusan Tuhan, sebaliknya jika kita mengikuti kemauan Tuhan, maka kita akan menemukan tirai yang terselubung dibalik kodrat hidup manusia. Karena desakan dari orang tua, lama-lama saya luluh juga, karena mau tidak mau, suka tidak suka saya harus mengikuti kodrat saya sebagai hamba dan akhirnya saya putuskan untuk mengikuti kemauan orang tua, karena jika saya selalu menolak saya takut dianggap sebagai anak durhaka. Bagi saya kemauan orang tua ini mungkin sama dengan kemauan Tuhan, Cuma kita sendiri yang harus menyingkap tirai itu dan membuktikannya.
Saya merantau ke Kalimantan pada akhir bulan Maret tahun 2010, saat itu usia saya menginjak 27 tahun. Sekali lagi tujuan saya merantau bukan untuk mengadu nasib dan mendapatkan pekerjaan yang layak seperti tujuan orang pada umumnya, tapi sekadar mentaati perintah orang tua dan mengikuti takdir saya. Saya berpikir, jika tujuan saya mengadu nasib atau mencari pekerjaan berati saya egois, karena hanya mementingkan kesejahteraan diri saya sendiri. Dalam hal ini saya tidak mau salah niat, jadi saya bulatkan niat ke Kalimantan adalah demi mentaati perintah orang tua (berbakti kepada orang tua), sehingga dengan begitu Tuhan akan mejalankan saya sesuai kodratnya dan meridai saya serta akan memberikan bimbingan dalam setiap langkah dan memberikan kemudahan dalam setiap urusan saya.
Kemudian saya diantar oleh orang tua saya ke tempat Paman (sebut saja namanya Paman Jumadi) yang ada di Kalimantan, tepatnya di desa Damit Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Kali ini saya bersama orang tua berangkat ke Kalimantan naik pesawat terbang, dulu di tahun 2008 saya pernah ke Kalimantan bersama keluarga naik kapal laut. Ini adalah pengalaman pertama kalinya saya naik pesawat terbang, waktu itu saya naik pesawat Citilink. Kami terbang dari Bandara Juanda Surabaya pukul 13.00 WIB dan sampai di Kalimantan (Bandara Syamsudin Noor/Banjarbaru) pukul 15.00 WITA. Sesampainya di bandara Syamsudin Noor/Banjarbaru kami di jemput oleh Paman Jumadi dengan membawa mobil pribadinya. Rumah Paman Jumadi dari bandara kurang lebih berjarak 120 km dengan memakan waktu kurang lebih 3 jam, karena akses jalan masuk ke tempat Paman Jumadi waktu itu kondisi jalan agak rusak.