MIKA PELAYAN SENSI

Euis Shakilaraya
Chapter #2

Bahan Gosip

Mika masih mengingat saat Dias menyatakan cintanya tepat di depan fakultas bahasa dan seni. Suasananya memang sangat rindang. Terdapat gazebo yang diberi nama puri lingua dan taman dengan banyak kursi kecil yang terbuat dari semen. Lumayan untuk sekadar duduk-duduk. Karena kalau digunakan untuk salto, bisa patah tulang. Langkah Mika terhenti. Seseorang menghalau jalannya membuat dahi Mika mengernyit.

“Ya lu ngapain anjir berdiri aja di depan gue tapi nggak ngomong apa-apa.”

Mika menyerang dengan buas seseorang di hadapannya. Ya tentunya menggunakan kata-kata. Karena sekesal atau semarah apapun, dia tidak pernah mendapati dirinya berubah menjadi harimau atau srigala. Masih manusia. Alhamdulillah.

“Sebentar. Gue bukan orang aneh. Gue cuma mau bilang kalau gue suka sama lu.”

“Duileh, Mika... beken banget siiih,” ledek Vanilla.

Mika hanya mengendikkan bahunya tak mengacuhkan ledekan sahabatnya.

“Yaudah alhamdulillah kalau lu suka sama gue,” ucap Mika. Disambut dengan senyum cerah dari si penembak jitu di hadapannya.

“Jadi, gue diterima?”

“Nggaklah. Kenal juga enggak.”

“Terus gimana maksudnya?”

“Lha ya alhamdulillah kalau lu masih suka sama cewek. Gue nggak kebayang kalau di depan gue lu malah nembak Boni,” jelas Mika.

Boni yang sedang memakan siomay langsung dari plastiknya dan merasa tidak tahu apa-apa mengenai adegan norak yang terjadi tepat di hadapan matanya, merasa tidak terima. Dia melotot kepada Mika dan dibalas dengan pelototan lebih tajam dari cewek cantik itu.

Cowok di hadapannya itu tertawa. Mika dan Vanilla menjadi kebingungan. “Dih, lucu,” komentarnya.

Sepasang sandal jepit itu auto melongo.

Sejak kapan mereka berada di dunia paralel? Dia adalah cowok pertama yang mengatakan bahwa Mika lucu. Ya lucu dari mananya? Wong kalau ngomong aja sudah tidak memiliki filter sama sekali. Bukannya tersinggung, dia malah mengatakan bahwa Mika lucu.

“Vanilla, maksudnya?” Mika memastikan setelah keterkejutannya berlalu.

“Vanilla siapa? Ya lu lah.”

Mika menengok kepada sahabatnya yang sedang memberikan kode dengan memutar jari telunjuk di samping dahinya. Cewek cantik itu memahami maksud Vanilla dan mengangguk. Mereka berdua bergidik ngeri.

Sorry, gue ada kelas. Siapa nama lu?”

“Dias.”

“Oke, see you. Gue duluan.”

Mika dan Vanilla buru-buru menjauh dari cowok aneh yang mengatakan bahwa Mika lucu.

***

Mika mencoba mengucir rambutnya dengan susah payah. Matanya masih fokus membaca lembaran yang terserak di meja taman. Pulpennya pun berada di tempat yang tidak seharusnya. Dia menggigit pulpennya karena kedua tangannya hendak dia gunakan untuk mengucir rambut. Tiba-tiba ada dua tangan yang meraih jemarinya dan mengambil ikat rambut darinya. Mika menengok ke belakang dan terkekeh.

Thanks,” ucap Mika lirih.

“Rambut sebahu aja repot banget, Mik.”

“Iya, nih. Gerah, Yas.”

Setelah membantu Mika mengucir rambut, cowok itu duduk di sebelah pacarnya.

“Ada tugas?” tanya Dias.

“Heemh," jawab Mika tanpa mengalihkan perhatiannya dari lembaran tugas.

Lihat selengkapnya