MIKA PELAYAN SENSI

Euis Shakilaraya
Chapter #28

Mika (bukan) Pelayan Sensi

"Dasar cewek sialan! Ninggalin gue begitu aja. Terus tiba-tiba telepon minta dijenguk pas sakit. Dasar nggak tahu diri!" Vanilla menangis tersedu.

Mika menggeliat dan melepaskan selimut yang membungkus tubuhnya sejak pagi. Rambutnya terurai panjang. Membuat wajahnya menjadi sedikit tirus. Terlebih demam yang sudah berhari-hari menyiksanya.

"Kangen mah kangen aja. Nggak usah nangis."

"Nggak bisa! Gue marah besar sama lu!"

"Lagi sakit diomelin. Ntar gue makin sakit," rengek Mika memasang tampang menyedihkan.

"Bodo amat anjir!!!"

Mika memeluk cewek mungil di hadapannya. Dia tahu yang dilakukannya sangat egois. Namun dia tidak menyesalinya. Kini dia kembali sebagai Mika yang baru. Ya, meski tidak terlalu baru, tapi dia merasa sudah menjadi manusia yang lebih baik dan yakin bahwa dirinya tidak akan menelantarkan sahabatnya lagi.

"Dua tahun anjir!" Vanilla melepas pelukan Mika dan memukul bahu sahabatnya kesal.

"Sekarang gue udah bebas mau ke manapun. Nggak usah nangis lagi ya," ucap Mika menenangkan.

"Kalau gitu ikut gue ke Jakarta!"

"Baik, Bu Vanilla! Toh gue udah wisuda kemarin. Yeaaay. Akhirnya kuliah gue selesai!!!"

Vanilla menyentil dahi Mika.

"Ish! Norak. Gue malah udah wisuda dari tahun lalu."

Mika mengusap dahinya, ternyata sakit juga. Vanilla yang dulu tidak akan pernah berani melakukan hal ini. Untuk hari ini, anggap saja dia mendapatkan voucher gratis "sentil dahi Mika".

"Ish! Dias udah punya cewek?" tanya Mika tiba-tiba.

"Udahlah! Dua tahun lu tinggal gitu aja. Dia juga butuh pendamping kali."

"Yah, padahal gue jomblo terus di sini. Nggak adil. Besok gue acak-acak ceweknya!" Mika memasang ekspresi marah. Vanilla tertawa melihatnya.

"Kalau Braggy?" tanya Mika.

"Bisnisnya melesat banget. Dan ternyata, Mik. Tante gue alias Maminya Braggy, udah lama tinggal di rumah sakit jiwa yang di Singapur, gara-gara suaminya nikah lagi. Sumpah keluarga nggak ada yang nyangka. Tahun lalu pas bisnis Braggy mulai naik, dia urus kepindahan Maminya ke Jakarta," jawab Vanilla menggebu-gebu.

"Alhamdulillah kalau mereka udah bisa bareng lagi."

"Hah? Kok lu nggak kaget? Lu udah tahu?"

Mika mengangguk, "Udah lama," ucapnya.

"Ish! Cewek sialan!!!"

Mika kembali memeluk Vanilla.

"Duh, gue laper. Ayo makan. Jangan marah-marah aja."

"Ish!"

***

"Gue diterima kerja di salah satu anak perusahaan Gramedia, Van," ucap Mika sembari menyuapkan nasi lengko ke mulutnya.

Nasi lengko H. Barno memang terkenal sangat lezat. Tak heran Vanilla menyeret Mika ke sini untuk meminta ditraktir. Mumpung di Cirebon, katanya. Padahal sahabatnya itu masih demam.

Nasi lengko merupakan makanan khas Cirebon dengan bahan sederhana. Cukup nasi hangat, irisan mentimun yang dicacah, tauge rebus, irisan daun kucai, tempe dan tahu goreng. Namun menjadi sangat enak setelah disiram dengan bumbu kacang dan kecap manis. Vanilla terlihat lahap sekali.

"Serius? Wah sungguh-sungguh menjadi editor nih."

"Iya. Alhamdulillah."

"Ish! Keren amat."

"Kalau lu?" tanya Mika.

"Gue awalnya cuma kontrak untuk nulis skrip di Star Production. Sekarang udah lumayanlah, gue jadi tim leader untuk temen-temen penulis di sana." Vanilla terkekeh.

"Not bad, Van. Gue bangga sama lu. Tapi gagal jadi the next Dewi Lestari nih?"

Vanilla terkekeh. "Ternyata nggak bakat nulis novel gue. Gagal terus. Kalau lu?"

"Nulis di platform aja. Dan lumayan udah dua yang diterbitin," jawab Mika dengan muka datar.

"Whats?!" Vanilla tiba-tiba berteriak dan bangkit dari duduknya. Membuat Mika mengelus dada kaget. Hampir saja dia tersedak sate yang belum berhasil ditelannya.

"Ish! Duduk nggak lu!" Mika menendang kuat kaki Vanilla. Membuat cewek mungil itu kesakitan.

"Dasar cewek sialan! Punya akun di platform tapi diem-diem aja," desis Vanilla.

Mika mengangkat bahunya dan kembali menikmati satenya. Sudah berhari-hari dia tidak tidur nyenyak dan makan enak. Perutnya melupakan kata kenyang.

"Ish! Platform mana? Apa nama id lu?" Vanilla sigap membuka ponselnya.

"Platform yang kita install bersama pas masuk semester empat."

"Ish! Id lu?"

"At sosiskentang," jawab Mika santai.

Vanilla menjatuhkan dahinya di meja. Kakinya menghentak berkali-kali.

"DASAR CEWEK SIALAAANNN!!!"

***

Lihat selengkapnya