Mikiran Yayat: Dari Yayat, Oleh Yayat, Untuk Rakyat

Bentang Pustaka
Chapter #2

NASIONAL (Capek Blusukan, Jokowi Pilih Blesekan)

Capek Blusukan, Jokowi Pilih Blesekan1

Jakarta, Mikiran Yayat

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengaku aktivitasnya blusukan ke pelosok wilayah Jakarta membuatnya kelelahan. “Ternyata, aktivitas blusukan itu melelahkan. Pulang-anting2 ke sana kemari di Jakarta jauh sekali. Teu cukup ku sakali naék3 metromini. Apalagi hawa Jakarta panas meni ngahéab4,” ujar Jokowi dengan logat Jawanya yang kental (Teu salah éta basa5 Jawa?—red.).

 

Meski berbahasa Jawa dengan kental, ternyata Jokowi tidak suka minum kopi kental. “Biarpun musikku keras, seleraku mantap, tapi kopiku tidak kental. Karena yang kental, tak baik untuk kesehatan. Coba saja cikalapa6 dicampur oli mesin, tentu tak baik untuk kesehatan,” demikian Jokowi beralasan.

 

Meski tak suka minum kopi kental, Jokowi senang berteman kental dengan orang kebanyakan. Teman Jokowi di Facebook pun sudah kebanyakan. Meski tak semua jadi teman kental, Jokowi selalu disambut hangat oleh warga. Antusiasme dan sambutan warga menyambut kedatangan Jokowi tak pernah mengenal kata surut. “Saya takjub, warga tak pernah surut menyambut saya. Padahal, di antara warga yang tak pernah surut menyambut itu ada yang burut7. Saya doakan, yang burut agar cepat menyurut,” harap Jokowi.

Tradisi blusukan Jokowi, kini tengah menjadi tren di kalangan pejabat dan politikus Indonesia. Para politikus berlomba-lomba meniru gaya blusukan ala Jokowi untuk merebut simpati masyarakat. Padahal, menurut pengamat politik Seep Saepolah Patah, perilaku tuturut munding8 para politikus ini tidak akan banyak berpengaruh pada elektabilitas jika politikus yang bersangkutan cuman tuturut munding, tapi teu mamawa munding9. “Jangan tuturut munding, tapi malah mawa éntog10. Nya teu sinkron atuh,”11 ujar Seep. “Apalagi jika tokoh yang bersangkutan hanya mengumbar janji manis tanpa realisasi. Janji manis itu sama bahayanya dengan kencing manis karena akan membuat orang sering melamun. Dengarkan saja lagu Lingua yang berjudul Bila Kuingat; Bila kuingat … kencing manismu ... takkan habis waktu melamun,” lanjut Seep Saepolah Patah sambil ngahaleuang jeung ngahuleng, meureun ngalamunkeun Amara pokalis Lingua12.

Lihat selengkapnya