Miles Gloriosus

Saktiwijayarahman
Chapter #21

20. Malefica

Tritos terus mengawasi pintu tempat Ates tinggal untuk sementara, bertanya-tanya kapankah kiranya legiun-legiun yang ia janjikan akan datang. Memang mereka yang berada di benteng-benteng lain telah tiba, kedua benteng yang lebih besar dari Nautilus yaitu Godermus dan Kintesos—dulunya Goderem dan Kintesa sebelum Romana menginjak leher Gaedrin— dibiarkan kosong belaka.

Tak perlu dipertahankan, karena manuskrip-manuskrip tua yang dulu dipelajari Tritos mengatakan bahwa Monoria hanya tertarik pada manusia dan kandungan sihir pada artefak-artefak yang diberi jejampi yang kuat. Tak pernah sekalipun Monoria menginvasi kemudian tetap tinggal di tempat yang mereka serang. Leher Tritos mendingin begitu memikirkan yang akan terjadi andai melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Romana, yaitu okupasi alih-alih merampok.

Seluruh benua Nashuk … dipenuhi oleh Monoria, bukannya manusia.

Lamunan Tritos buyar tatkala Ates keluar dari ruangannya, membuka pintu kayu usang dengan deritan. Ia menggelengkan kepala pada Tritos sembari melangkah kearahnya, dua lembar perkamen ada di tangan.

“Legiun lima belas dan empat belas tertahan di Kintesos yang sedang kosong, sepasukan penuh Monoria menghadang mereka. Beruntung, kalau mereka bertarung di tanah lapang mereka pasti sudah habis sekarang.”

“Jadi para Monoria membagi pasukan supaya kita benar-benar tak dapat bantuan? Lalu apa kabar dari yang lainnya?”

Ates kembali menggeleng putus asa. “Tak ada. Sama sekali tak ada.”

Tritos mendengus, lalu berpaling pada kumpulan pengungsi yang lagi-lagi masuk ke bagian dalam Nautilus, seolah tak ada habisnya. Beberapa menaruh hasil panen mereka di lumbung bersama, harapan untuk menjual gandum digantikan harapan untuk berlindung di balik tembok tebal.

Tritos menggaruk-garuk dagunya dengan rasa sesal atas gagasan yang muncul di kepalanya. Tapi, hanya itu solusi yang ada di pikirannya sekarang. Lima ribu orang saja tak akan cukup bahkan hanya untuk menjaga tembok luar Nautilus, jadi ia harus mengambil langkah drastis.

“Aku benci untuk mengatakan ini, tapi sepertinya sudah saatnya merekrut sebangsa kita untuk ikut bertarung, Ates.”

“Ah, merekrut sukarelawan. Aku selalu suka cara-cara lama Gaedrin.”

Senyum si Jendral yang mengembang begitu melihat peluang mengingatkan Tritos mengapa ia paling tak menyukai mantan anggota Sicarius yang satu ini.

--

Lihat selengkapnya