Tritos menghabiskan tiga hari selanjutnya untuk mengirim dan menerima kabar dari kurir. Ia merasa seperti sedang mengulang pengalamannya dulu kala memimpin pasukan Gaedrin di Anasir. Raja Galbatora Ketiga sendiri menyerahkan kewenangan itu padanya, walau bagian terbesar tetap dipegang oleh Atrebates. Quinox selalu berada di tengah kancah, memilih untuk melebur bersama barisan rakyat yang lemah untuk membantu merekatkannya. Atre berada di bayang-bayang, lebih senang bermain di garis belakang, sementara Mistar mendampingi para penyihir untuk membalikkan keadaan dengan rapalan mereka yang dapat mengguncang gunung atau menghentikan aliran air.
Benar-benar seperti masa lalu. Wajah Tritos akan penuh emosi saat menerima kabar yang cukup gawat, tersenyum meski dengan paksa pada cercah berita baik yang datang.
Hari ini adalah hari penyerbuannya, dan seorang Romana bertampang takut-takut mengintip dari pintu untuk kemudian mendekat ke arah Tritos setelah melihat Tritos melambaikan tangan padanya, menyuruhnya mendekat.
Ia mengeluarkan sebuah perkamen dari sakunya, lantas segera lari keluar tanpa berkata-kata. Tritos membuka segel benda itu dan membaca cepat tulisan dalam Romana Tinggi yang sangat rapi:
Gerabang b masalah. Vregotren gerbang-lurus-patung-lurus.
-PB
Tritos langsung meremas perkamen itu, kemudian mendekatkannya pada api dari lilin yang menemaninya. Nyala langsung menyambar, sementara Tritos melepaskan perkamen yang perlahan dilalap api, pikiran Tritos menyambangi tempat lain.
Tentu saja, PB adalah Pisau Berbunga, julukan dari Quintilia. Tritos tak menyangka ia seberdaya guna ini, jauh daripada mereka semua.
Menurut kode dalam suratnya, gerbang bukan merupakan sebuah masalah. Tritos telah mengirim saudara si Jendral Tinggi untuk mengatasi itu semua, tapi rupanya ia tak cukup punya pengaruh untuk mencari seseorang demi membukakan gerbang kala mereka menyerbu.
Saudara Eidmos tidak tertangkap sudah boleh dianggap kemujuran untuk saat ini.
Sementara arti kode Vregotren dan lain sebagainya itu, Tritos tahu dan hapal. Itu penunjuk arah menuju ruang tahta, saat-saat di mana Gaedrin masih sebuah kerajaan dan dipimpin oleh Raja Galbatora Ketiga. Berarti sasaran utama Tritos, yaitu Sang Imperator sendiri akan berada di ruangan tersebut. Entah bagaimana Quin akan memaku si pemimpin Romana di tempat itu, Tritos tak tahu. Bahkan masih sebuah misteri bagaimana Quintilia tahu dimana mereka tinggal, namun Tritos tak punya waktu untuk mencari tahu tentang hal itu.
“Kapten, kami siap."
Lamunan Tritos buyar. Ia mendongak, dipertemukan dengan sosok Ying.