Miles Gloriosus

Saktiwijayarahman
Chapter #44

43. Tristitia

Perlahan-lahan, kesadaran datang pada Tritos. Pada gelapnya penglihatan ia mendengar berbagai bisikan, sungguh janggal sebab dia tak ingat waktu terakhirnya bersama orang sebanyak itu.

Ia membuka mata, keramaian membasuh layaknya sebuah balsam. Ia mencoba bangun dengan bertumpu pada tangan kanannya, namun tak bisa. Terlalu kaku. Tritos mencoba merasakan sesuatu yang mengganjal dibahunya itu. sebuah pelat kayu, memanjang lurus sampai sambungan siku. Pasti digunakan untuk meluruskan tangannya.

Tritos mengamati tempatnya ini, suara keramaian perlahan mulai merayapi indra pendengarannya lagi seperti debur ombak. Tawa pelan, bisik, obrolan berbagai macam.

“Kapten!” Tritos mendengar sebuah suara. Itu pasti Ying, yang kini bergegas berlutut.

“Apa yang terjadi …?”

“Anda pingsan tepat sesaat sebelum mendiang Quinox menghantam ….”

“Tunggu, tunggu. Pelan. Quinox gugur?”

Rahang Ying menegang. Ia mengangguk.

“Tapi pema—pemakamannya sekarang, bukan? Ayo, bantu aku sekarang!”

“Anda musti istirahat,” Ying menahan lengan Tritos yang berusaha digerakkannya. “Jangan banyak bergerak—”

“Aku sama sekali tidak peduli, Ying. Bantu aku!”

“Tidak, Kapten. Tak bisa—”

“Di mana Adis? Aku tahu ia tak akan membantahku. Kau orang Timur Jauh rupanya tak mengerti apa itu kesedihan saat temanmu pergi selamanya. Katakan, dimana dia? Aku ingin dengar pendapatnya dalam masalah ini.”

Ying menggigit bibirnya. Matanya mengembun.

Lihat selengkapnya