Milla Ananta

Bangbooszth
Chapter #3

Masterpiece

Setelah berbagai percakapan yang penuh dengan tawa dan, tentu saja, drama yang tak terduga, Dani dan Mila akhirnya memutuskan untuk mengakhiri malam di kedai kopi itu.


mereka bangkit dari kursi dan keluar menuju mobil Dani.


"Aku antar pulang, ya," ujar Dani sambil membuka pintu mobilnya untuk Mila.


Mila tersenyum lelah namun bersyukur. “Makasih, Dani. Kamu nggak harus repot-repot, sebenarnya aku bisa pulang sendiri.”


“Nggak masalah. Lagi pula, aku juga butuh udara segar setelah semua kekacauan tadi,” kata Dani sambil tertawa kecil, meskipun wajahnya masih sedikit bengkak akibat pukulan Ardi.


Perjalanan pulang menuju apartemen Mila berlangsung dengan suasana tenang, hanya ditemani suara mobil yang melaju di jalan yang mulai sepi. Mila menatap keluar jendela, pikirannya melayang kembali ke kejadian di kedai kopi tadi. Ia tak menyangka pertemuannya dengan Dani, yang awalnya begitu menyenangkan, harus berakhir dengan perkelahian antara Dani dan Ardi. Perasaan campur aduk menguasainya; antara malu, kesal, tapi juga berterima kasih pada Dani yang telah melindunginya tanpa ragu.


Setibanya di depan apartemen, Dani mematikan mesin mobil dan menoleh ke arah Mila dengan senyum tipis. "Akhirnya sampai juga," ujarnya ringan. "Maaf ya kalau malam ini jadi ribet gara-gara aku berantem."


Mila menatapnya, merasa bersalah. "Justru aku yang harus minta maaf, Dani. Kalau nggak karena aku, kamu nggak bakal kena pukul sama Ardi. Maaf ya, aku bener-bener nggak nyangka dia akan muncul dan bikin kekacauan kayak gitu."


Dani menggeleng, seolah tak ingin Mila merasa bersalah. "Ah, nggak usah dipikirin. Lagian, mungkin ini pertama kalinya aku berantem demi seorang cewek," ujarnya dengan nada bercanda, berusaha meringankan suasana.


Mila tertawa kecil mendengar candaan Dani. “Makasih banyak, Dani. Kamu bener-bener nolong aku tadi.”


“Anytime,” jawab Dani singkat, menatap Mila dengan mata yang tulus. “Jadi, kamu udah lega sekarang?”


Mila mengangguk. “Iya. Meski masih ada sisa-sisa drama tadi, tapi aku merasa lebih baik sekarang.”


Dani tersenyum. “Baguslah kalau gitu. Jangan terlalu dipikirin. meskipun gue ga tau masalahnya apa tapi mungkin Ardi cuma kesal dan mungkin butuh waktu buat move on. Tapi yang penting, kamu udah kuat dan bisa terusin hidupmu sendiri.”


Mila menghela napas panjang, mencoba melepaskan semua rasa bersalah dan beban di hatinya. "Kamu bener, Dani. Aku harus belajar nggak terlalu peduli lagi dengan masa lalu."


“Exactly,” Dani menyahut sambil mengangguk, “Masa lalu itu nggak seharusnya nahan kita buat maju.”


Sejenak, keheningan melingkupi mereka berdua. Hanya ada suara angin malam yang bertiup lembut. Dani menatap Mila sekali lagi sebelum akhirnya membuka suara. "Oke, aku pulang dulu ya. Kamu istirahat yang cukup. Jangan terlalu dipikirin lagi kejadian tadi."


Lihat selengkapnya