Mimosa Pudica

Kirana Putri Vebrianti
Chapter #15

Pergi

"aku tau semua kebenaran itu Shinta, dan coba ingat ingatlah siapa laki-laki itu agar kamu tau jawaban atas sikap Reno kepadamu selama ini"

"A-aku tau siapa laki-laki itu, aku mengingatnya!! Bukankah itu ayah Reno?! Lalu apa hubungannya dengan mama?!" Tanyaku gugup.

"Oh akhirnya kau mengetahui itu?! Kuharap kau punya malu setelah mengetahui kelakuan mamamu sebenarnya" sahut Reno yang tiba-tiba ada di belakangku.

"Apa maksudmu Ren?"

"Coba tanyakan pada mamamu, bagaimana bisa dia berselingkuh sedang papaku?! Jika kau tidak mempercayai itu coba buktikan sendiri hari ini dia bertemu di cafe dekat pertigaan dekat rumah kita?! Buktikan sendiri, dan kuharap kau punya malu untuk menampakkan wajah mu lagi didepanku!!" Jawab Reno dengan wajah menahan marah.

Satu butir air mata menetes dari mataku, tanganku meremas baju menahan marah. Karna aku tahu akutak pantas untuk marah padanya, tapi aku juga tak ingin percaya pada kenyataan bahwa mamaku berselingkuh dengan papa Reno. Aku akan ijin untuk pulang terlebih dahulu agar aku bisa membuktikan itu.

Aku berlari keluar dari perpustakaan diikuti San dibelakangku, aku melewati Joko dan Nada, terlihat Joko melihatku sendu namun dia tak bisa untuk menolongku. Aku hanya berlalu tanpa menatap ataupun mengeluarkan kata kata sedikitpun.

Kali ini aku sedang di kamar mandi mengunci diriku dan menganis terisak, hingga bel masuk pun berbunyi aku masih tetap disana menangis dan mencoba menenangkan diri ku. Setelah beberapa menit aku menyudahi tangisanku dan mencuci muka lalu berniat untuk ke caffe tempat yang dimaksud Reno tadi.

"Permisi pak, boleh saya ijin untuk hari ini? Saya sedang tidak enak badan" ucapku diambang pintu kelas.

"Oh Shinta, apa kau baik-baik saja. Jika memang kurang sehat lebih baik kau pulang saja" ujar guru khawatir.

"Baiklah pak saya pulang dulu, maaf untuk hari ini saya tidak bisa mengikuti pelajaran lagi"

Lalu sesegera mungkin aku mengambil tasku yang berada di bangku, aku menoleh kearah Reno yang menatapku dingin lalu segera mungkin pergi dari sana.

Aku telah sampai di tempat yang Reno maksud, aku masuk dan memesan minuman. Aku duduk di dekat jendela bagian pojok caffe tersebut, kurasa tempat itu paling aman untuk memantau suasana. Selang beberapa menit aku lihat mama datang dan duduk di sebuah meja yang telah dipesan, aku menutup mukaku dengan buku menu. Lalu tiba-tiba datang seorang lelaki, dan benar itu adalah papa Reno. Aku benar-benar kecewa dengan itu. Aku menunggu waktu yang tepat itu mendatangi mereka.

Setelah menunggu beberapa waktu aku beranjak dadi dudukku dan menghampiri mereka.

Lihat selengkapnya