Hari ini ada nyawa yang hilang, kulihat rumahmu kosong tak berpenghuni. Mungkin aku saja yang terlanjur terbiasa dengan mu, hingga saat kamu tidak ada sehari dalam hidupku seperti neraka yang kurasakan. Tiba tiba nyawaku hilang tercabut dengan sendirinya. Pikiranku mulai awur awur an, ragaku merasa kesepian, pohon pun memilih gugur saling berjatuhan. Aku sepi dan diam sendiri tanpa angan hal coffe latte dan kacamata yang kuambil lalu ku bawa lari-lari lalu lalang. Badan ku melintang tak karuan, otakku terbakar menjadi abu tak berwujud. Hai nona kemana sebenarnya dirimu? Pagi ini sungguh nyawaku terbawa coffe latte mu, hingga pelajaran pun tak ingin masuk dalam otakku. Kabar mu tak kian ku dapatkan, perihalmu tak kunjung ku temukan, harus bertanya pada siapa aku sebenarnya nona?. Tak ada yang menau tentang dirimu, karna selama ini kamu milik ku. Banyak yang bertanya perihalmu pada daku, namun apa boleh buat? Kamu saja tak meninggalkan sajak tentang aku yang terlanjur kehilangan arah. Mungkin kata orang aku lebay atau alay, aku menerima kata itu yang aku anggap tak salah, Memang nyatanya aku begitu.
Nona cepat kembali, kehadiran sajak mu sangat berarti. Ku mohon jangan pergi meninggalkan ku saat ini, aku lelah tanpa nyali bila disini merana sepi tanpa hadirnya dirimu lagi. Bunga pun tak ingin mekar tanpa hadirmu, gula pun tak ingin larut tanpa senyum mu, dan air pun tak ingin menetes tanpa lembut kata kata mu. Semoga kelak kamu cepat disini menemani hal hal yang kita lakukan kali ini, apa kah kamu marah perihal ku yang mulai belajar mencintai? Atau memang kamu sudah muak dengan kehadiranku lagi nona?.
Percayalah aku masih menunggumu putar balik dari arah yang kamu pilih saat ini, lalu kembali berjalan menuju raga dengan hadirnya aku lagi. Nona jikalau memang dirimu sedang terjebak dalam perangkap ijinkan aku menemukan mu lalu kembali menjada raga mu, bila pun perangkap itu berbahaya dan kemungkinan besar nyawaku hilang dalam sana. Biarkanlah, setidaknya aku masih ingin tetap bersamami kali ini. Kita sudah terbiasa untuk menyandukan kebersamaan ini, dan inilah akibat saat salah satu dari kita menghilang.
Datanglah kembali padaku esok hari, aku akan mengajakmu melihat pertandingan basket sekolah kita nona, tanpamu dan coffe latte mu entah aku akan bisa memenangkan pertandingan ini atau tidak. Aku disini... Masih menunggu memecahkan teka-teki fikirmu, yang menghantui setiap angan dalam detik hela nafasku. Semoga esok jumpa nona.. salamku merindukanmu.
...