Mimosa Pudica

Kirana Putri Vebrianti
Chapter #4

Setelah tanpa aku

Setelah 2 hari tanpa ku, bagaimana keadaan hati mu kali ini? Apa rasa yang kau maksud kala itu sudah terungkap pada hati seseorang yang beruntung mendapatkan mu?. Tidak ada jalan pintas untuk menjalin hubungan kita menjadi cinta, memang aku salah karna memaksamu tidak dimiliki siapapun bagai kisah rahel dan farel. Kita sama, aku memendam perasaan ini. Aku terlalu cupu karna tak berani mengatakan ini, namun mau bagaimana lagi? Kata hati paksaku untuk berhenti mengungkapkan rasa yang tak akan pasti. Mungkin tak selamanya aku yang akan buatkan coffe latte nyawa pagi harimu. Kelak siapapun yang kamu pilih, dia adalah orang beruntung yang akan membuatkan mu coffe latte.

Setelah semalam kau bercerita keluh kesal mu karna tanpa hadirnya diriku. Pagi ini aku sengaja untuk bangun lebih pagi, untuk berpenampilan berbeda. Entah kenapa aku ingin berpenampilan lebih menarik dari biasanya. Mungkin karna rasa takut kehilangan raga mu yang tinggi, dan karna aku terlalu jauh tertinggal dari wanita lain. Aku takut kamu tertarik pada lain hati, bagaimana tidak caramu memandang Nada saja sudah berbeda. Aku ingin marah namun aku tak berhak atas kemarahan itu sendiri, aku bodoh mengapa tak mengungkapkan nya saja? Mengapa malah memendam.

Kuseduhkan kopi seperti biasanya, lalu aku menunggunya di depan pagar rumah. Selang beberapa waktu dia datang dengan suara khas motor bebeknya sambil memanggil "Cumi!!" Dengan sangat keras. Aku hanya tertawa, sambil berharap kamu melihatku berbeda tak seperti biasanya. Lalu memuji ku dengan sangat manis, aku menunggunya. Aku berikan coffe latte, dan benar beberapa detik kemudian kau bilang aku lebih cantik dari biasanya. Rasanya hatiku senang sekali, apa ini yang dirasakan saat cinta mulai datang?.

Lihat selengkapnya