Mimosa Pudica

Kirana Putri Vebrianti
Chapter #9

Mengenal?

Pagi ini ada pertandingan basket antar sekolah yang dilaksanakan disekolah ku, aku berdoa semoga Reno bisa menjadi capten yang baik seperti biasanya. Tidak hanya karna Nada dia kehilangan semua keahliannya, akan kubuatkan se cup coffe latte yang lebih spesial dari biasanya. Ku harap dia semangat lagi, setelah beberapa masalah ia lalui. Jujur rasa tak enak ku karna kemarin mama memperlakukan reno seperti itu membuat ku semakin takut untuk dekat dengan reno. Aku takut dia tersinggung dan malah mencampakkan ku. Semoga juga coffe ini bisa membuatnya tersenyum dan memaafkan perilaku mama padanya kemarin.

Hari ini seperti biasanya Joko menjemput ku sekolah, aku belajar dari pengalaman. Semua pertanyaan Joko kali ini selalu ku jawab, ku lihat-lihat Joko seru juga. Tau begini dari dulu aja aku berteman baik dengan Joko, obrolan kita nyambung dan banyak kesamaan pula antara aku dengan Joko.

"Satu cup coffe latte lagi untuk Reno?" Tanya Joko

"Hehe.. iya Jok" jawab ku sambil malu-malu.

"Kamu gak ada niatan mau buatin aku juga tiap pagi? Aku juga pengen kali hehe.." ucapnya dengan nada bercanda dan menggoda.

"Kamu mau juga? Enak ya coffe buatan ku? Kalok kamu suka dan mau aku janji setiap pagi aku juga bakal buatin untuk kamu!?" Tawar ku pada Joko.

"Ya kalok kamu mau buatin dan ikhlas aku mau aja? Tapi kalok kamu keberatan ya.."

"Aku mau kok!" Aku memotong pembicaraan Joko.

Joko tersenyum malu, dan wajah nya memerah sambil sesekali menatap ku lalu fokus melihat jalan. Dia lucu juga sebenarnya, namun aku saja yang kurang terbuka dan memahami sosial. Aku rasa setelah aku lepas dari Reno dan mengenal Joko aku semakin bisa melihat luasnya dunia yang tak ku ketahui sebelumnya. Ternyata dunia luar tak seburuk dan sebising yang ku bayangkan, dunia luar justru sangat menyenangkan.

Kami tiba disekolah lalu kami masuk, masih sama dengan hari hari lalu aku masih menggunakan bantuan tongkat ku dan Joko membantuku. Tapi pulang sekolah dokter menyuruh ku untuk kontrol ke rumah sakit mama meminta tolong Joko untuk menemani dan mengantar ku, karna kali ini mama hanya bisa percaya dengan Joko. Kami tiba di kelas, aku tak menuju ke perpus karna buku bacaan ku kemarin belum selesai ku pelajari sepenuhnya. Jadi aku masih membaca buku yang sama, walaupun hari ini tak ada pelajaran sama sekali tapi aku tak ingin melewatkan kesempatan ku untuk belajar.

Tepat jam 8 nanti pertandingan akan di mulai, Reno tak juga datang padahal sudah jam setengah tujuh. Coffe latte yang ku berikan selalu menjadi dingin karna dia tak lagi datang pagi pagi lagi seperti biasanya. Tapi setidaknya dia masih menghargai coffe buatan ku itu sudah cukup membuatku tersenyum. Aku memutuskan untuk menantinya di depan kelas sambil duduk, karna ini hari spesial nya, jadi dia harus ku perlakukan spesial juga. Toh jika nenti dia menang, satu sekolah yang bangga. Sambil melihat disetiap sudut di sekolah yang dipenuhi murid sekolah lain yang ingin memberi semangat team sekolahnya. Tak lama kemudian aku mendengar suara Reno dari jauh lalu aku melihat kearahnya. Dia sedang berjalan menggunakan seragam basketnya sambil membawa bola basket di tangan kanannya. Dia terlihat gagah, aku semakin terpukau dengannya. Aku melamunkan dia sambil tersenyum senyum, dalam hati ku berkata "huh..! Dia sungguh keren dan tampan tak seperti biasanya". Tapi itu semua dikacau dengan kedatangan Joko yang mengagetkanku, aku sedikit kesal. Rasanya ingin marah, namun rasa tak enak karna perkataan dia kemarin membuat ku menahan cacian yang hampir ku ucapkan.

"Kamu ngapain sih Jok? Ngagetin aja!" Ucap ku sambil menahan nahan kemarahan.

Lihat selengkapnya