Setelah hubungan ku yang tak baik dengan Reno karna salah paham aku jadi malu bertemu dengannya, tapi anehnya dari dulu aku tak pernah tau Reno punya saudara yang satu sekolah dengan kita. Tapi tak apalah yang terpenting ada peluang untuk ku bisa bersamanya, secepatnya aku akan memberi tahu Reno tentang perasaan ku. Sebelum dia dimiliki orang lain seperti kemarin.
Pagi ini aku masih berangkat dengan Joko, ya karna aku sekarang faham Reno masih harus mengantar jemput Nada. Setidaknya Joko juga teman ku, jadi dia bisa menjaga ku. Kami berangkat pagi, aku sudah tak menggunakan tongkat lagi karna seringnya aku berlatih jalan tanpa menggunakan tongkat. Jalanan pagi ini macet, katanya ada tawuran antar sekolah sma. Tapi kami memilih untuk putar balik saja, dari pada kami terkena imbasnya. Joko memilih jalan lain menuju ke sekolah, dan waktu kami sampai lebih lambat dari sebelumnya.
Aku turun dan melihat Reno dan Nada sudah datang, aku mengajak Joko menghampiri mereka.
"Hai Reno! Hai Nada!" Sapa ku dengan akrab.
"Eh hai Shinta.. tumben rambut kamu di kucir lagi? Padahal kalau diurai lebih cantik" tanya Nada kepadaku.
"Oh gapapa sih, aku pengen balik kayak dulu lebih simple. Lagi pula sama aja kok, aku tu gak ada cantik cantik nya" dengan nada bercanda.
Kami meneruskan percakapan sambil berjalan, senang sekali bisa berjalan dengan sosok primadona impian ku. Sampai akhirnya kami berpisah, dia masuk ke kelasnya.
"Gitu aja terus, kalok udah asik cerita aku di tinggalin!" Ujar Reno.
"Ehehehe.. ya maaf, namanya juga cewek. Eh Ren aku mau tanya.."
(Kringggg...)
Bunyi bel sekolah mengagetkan kami, kami langsung lari menuju kelas. Aku pun tak sempat untuk melanjutkan pertanyaan ku. Dengan nafas yang terengah engah kami duduk di bangku kami masing masing. Pelajaran dimulai kami menikmati pelajaran pagi ini, karna ini pelajaran kesukaan kami yaitu MIPA bila pelajaran ini dimulai aku serasa seperti sedang olimpiade, dan mengingat masa masa kami mendapat penghargaan di depan teman teman kami.
4 jam pelajaran berjalan akhirnya bel istirahat berbunyi, aku merapikan buku ku ke dalam tas.
"Yuk ke kantin!" Ucap Reno dan Joko bersamaan.
"Lah kalian ngapain? Tumben kompak amat?" Jawab ku sambil menggoda.
"Hai Shinta!!"
Panggil Nada kepada ku dari arah pintu. Aku langsung berlari menuju nada dan meninggalkan Reno dan Joko, mereka hanya melihat ku berlari sambil melongo. Itu lucu sekali.