Mimpi - Gadis Berkerudung Merah Muda

Imron Mochammad Alghufara
Chapter #45

TANGGAL PERNIKAHAN

LIYA mengabari bahwa, semalam keluarganya sudah membalas kunjungan pertunangan kami dulu. Aku ikut senang mendengarnya, ternyata Liya serius mengurus segala hal tentang pernikahan kami. Tujuan keluarga Liya sowan ke rumah bapakku adalah untuk menentukan tanggal pernikahan kami, menurut adat Jawa.

“Berapa orang yang datang?”

“Banyak kok Mas, nenekku juga ikut. Cuman Mas yang nggak ada.”

“Oh iya? Sayang sekali ya, Mas harus di sini. Tapi syukur deh kalau sudah. Tapi aku merasa nggak enak loh, Dhe. Semua jadi seperti kamu sendiri yang mengurus.”

“Udahlah, Mas. Itu kan kepentinganku juga, lagian Mas kan juga lagi persiapin pernikahan, dengan cara bekerja.” Ternyata Liya terkesan lebih dewasa dari aku. “Tapi sayang, Mas.” Lanjut Liya lagi, “Tanggal pernikahan yang ditentukan, dari pihak keluargaku tidak cocok. Nggak tahu masalahnya apa, aku juga nggak tahu yang gitu-gitu.”

Kok gitu ya. Mas, juga nggak tahu, Dhe. Kita nurut aja. Terus gimana jadinya?”

“Katanya si, akan ada pertemuan keluarga lagi. Giliran keluarganya Mas yang katanya akan sowan ke rumah bapakku

“Ya udah deh, yang penting beres. Kita nurut aja lah.”

“Iya, Mas.”

Aku tak tahu persisnya, seberapa sulit menentukan hari untuk sebuah acara dalam tradisi Jawa. Sebenarnya keluargaku sudah tidak mengenal hal-hal yang tradisional seperti itu, hanya saja lingkunganku dan keluarga Liya masih kental dengan nuansa konservatif. Walaupun, aku juga tidak anti dengan hal-hal itu, justru aku menanggapinya sebagai sebuah seni kehidupan. Tapi sudahlah, sebagai orang yang awam, sebaiknya nurut saja apa kata orang tua.

Kemarin malam itu, dari pihakku—seperti biasa— ada tetua dari keluargaku yang bertindak sebagai juru bicara. Tidak seperti saat tunangan yang dipimpin oleh Pakde Muso—yang sudah sepuh/ tua—sekarang ada Pak Hadin yang adalah bapak dari Mbak Riya (suami Mas Basuki). Pak Hadin memang tetua dari lingkungan kami, juga merupakan imam di Mushola kampung, menggantikan Pakde Muso. Ibuku mengabari, bahwa ketika sowan ke rumah Liya nanti, Pak Hadin-lah yang akan ikut sebagai tetua kami, bukan Pakde Muso. Bahkan mungkin saat pernikahan nanti, Pak Hadin-lah yang menjadi tetua.

Lihat selengkapnya