SEPERTI BIASA, pagi ini aku harus mengantar Erma ke sekolah. Aku yang agak kesiangan menjadi tergesa-gesa, karena Erma sudah mulai bawel, dan banyak hal yang terlewatkan tanpa disadari, pagi ini. Erma SMS.
Erma: “Mas, cepetan. Dah siang nih!”
Aku: “Y, bentar lagi”
Erma: “Y dah. Qw tunggu diprempatan biasa y! jangan pake lama y!!”
Aku: “Y”
Semalam, aku di rumah Erma, terjebak hujan. Karena itulah aku agak kesiangan pagi ini. Entah apa yang terjadi? aku pun tak begitu ingat detailnya.Tapi, yang pasti, aku putuskan menerjang hujan, ketika jam sudah tidak layak lagi untuk kami berdua. Akhirnya aku kehujanan, basah kuyup, hingga akhirnya tertidur lelap sekali sampai tadi.
Kami memang melewati malam yang dingin di ruang tamu. Saat itu ada segelas teh hangat, yang memberi percikan kehangatan dalam diam kami. Candaan renyah, hingga keheningan pun terurai bersama. Kejadian yang tak biasa pun terjadi begitu saja, dan secara tersirat, aku seperti terbakar oleh atmosfer, tadi malam. Mungkin Dalillah sudah berhasil menjebak Sam’un, tapi Yusuf tidak pernah tergoda oleh seorang perempuan bernama, Zulaikha. Dalillah tak sampai memotong rambut Sam’un, aku sudah tersadar. Begitulah kira-kira keadaannya. Dan aku masih menghargainya sebagai perempuan terhormat, tenang saja.
Kejadian tadi malam sepertinya telah membuat kami bertambah dekat lagi, meski belum ada satu kata pun yang keluar dari mulut kami berdua untuk membuat sebuah komitmen. Aku pun lupa untuk memikirkan hal itu, karena terlalu asyik dengan kebersamaan kami.
***