Mimpi - Gadis Berkerudung Merah Muda

Imron Mochammad Alghufara
Chapter #14

DILEMA TERATASI

Purwokerto, Maret 2011  

SEMUA menjadi hening, dan aku makin asyik melihat-lihat dunia maya. Aku selingkan jendela layar komputer, dan kupalingkan ke browser, dan get to facebook. Sederet status dari Erma sudah berbaris-baris memenuhi beranda fb-ku dan salah satunya, adalah: 

“Kapan ya aku bisa merayakan hari ulang tahunku… berharap ada keajaiban.”

Aku shock dan tersentak membacanya. Langsung saja bayangan tentang background kehidupan Erma terpampang. Sebegitu beratkah kehidupan Erma? Alih-alih jadi jin baik, akhirnya aku putuskan untuk merealisasikan semua keinginan Erma. Langsung saja pikiranku tertuju kepada, ‘Bagaimana caranya membuat surprice party untuk Erma’. Baiklah, otakku sudah mulai bekerja untuk memikirkan apa yang harus kuperbuat. 

Akhirnya aku kepikiran Rosa. Setelah aku pulang kerja, aku menemuinya. 

“Ros, cariin kue Ulang Tahun, dong!” kataku. 

Kebetulan Ibu tirinya bekerja di sebuah Cake Shop

“Buat apa si, Mas?” 

“Buat Erma...” kataku asal ceplos, sambil sibuk mencari duit di saku, tapi kemudian gugup. 

Tiba-tiba Rosa tersenyum pelit, dan sedikit menampakkan raut heran, “Ya udah, besok ya, Mas.” Rosa menutup mulutnya sambil cengar-cengir. 

Aku sodorkan dua lembar duit warna merah, dan tiba-tiba Rosa menghentikan cengar-cengirnya, “Yup… ,“ tukasnya berubah serius. Sepertinya otak Rosa sudah mulai berpikir tentang kue apa yang pantas untuk Erma.

“Pokoknya harus bagus ya, Ros!”, kataku sambil menyerahkan duit itu, “Aku si kepengen buatin dia pesta juga, kira-kira berapa, ya?”

Rosa mulai menghitung-hitung. Dia mungkin berpengalaman dalam mengorganizer sebuah pesta. “Mungkin kalau buat kue ini lebih, Mas. Tapi kalau pesta, tentu saja butuh biaya lebih banyak lagi, apalagi kalau sampai sewa tempat.” 

“Ya udah gini aja, Ros,” kataku, “Besok aku cariin duit buat pestanya, kamu persiapin aja semuanya, ya!”  

“Oke…” kata Rosa mengangguk-angguk.

Keesokan paginya, aku berangkat kerja, dan uang yang aku janjikan dengan mudah aku dapatkan, yaitu dari sisa-sisa piutangku. Aku SMS Rosa. 

Aku: “Ros, ni duitnya dah ada.”

Rosa: “Iya, Mas. Paling nanti s’pulang skolah qw baru mo cari roti.” 

Aku: “Y dah, ni dah 4 ratus, mudah2an cukup.” 

Rosa: “Y mudah2an, Mas.”

Aku: “Tenang ja nanti buat kamu ada lah.” 

Rosa: “Bener y, Mas.” 

Aku: “Oia, ak taruh di kamar Okta ya, Ros. Katanya kamu kan mau hunting Roti nnti.”

Rosa: “Ya, Mas.”

Waktu istirahat siang, aku pulang, dan aku taruh uang itu di balik bantal. Lalu tiba-tiba Erma telfon. 

“Mas, bisa ke sini, nggak!” nangis.

“Ada apa? Kamu nangis?” kataku. 

Lihat selengkapnya