Mimpi - Gadis Berkerudung Merah Muda

Imron Mochammad Alghufara
Chapter #22

PESAN DARI MALAYSIA

11 Agustus 2011

SEBELUM berangkat ke Bali, aku masih sibuk dengan laptop, dan segala sesuatu yang busuk di ruang kamar sempitku. Sekarang, aku memindahkan diri ke kamar Putra, adik bungsuku. Kamar yang sempit, berbentuk memanjang, lebih mirip peti mati dari pada kamar untuk tidur. Aku merasa tak layak di kamar yang luas. Sementara yang aku butuhkan sekarang hanyalah peti mati. Aku ingin sekali berbaring dan menyembunyikan diri di tempat yang menghimpit, dan membiarkan Putra senang dengan kamar barunya yang luas. 

Hari-hariku sekarang hanya menunggu kabel cryptonite stone menyala berkedip-kedip seperti kunang-kunang. Ketika koneksinya On, itu berarti kehidupan buatku. Kulihat kehidupan lewat dunia maya. Facebook selalu On, dan akun Erma sudah hampir dua minggu tidak On. Mungkin sekarang dia sudah sibuk dengan kegiatan barunya, bekerja jadi robot di pabrik negara asing. Sementara aku sekarang jobless. Harapan satu-satunya hanyalah tawaran om Janni kemarin. Itupun seperti angin lalu yang berhembus menerpaku sesaat, tanpa perenungan yang dalam. Tapi syukurlah, aku tidak menyia-nyiakannya dan sekarang sepertinya mau tak mau, aku harus mau! ini berarti positif untuk berangkat. 

Dalam termenungku—setelah beberapa hari seperti sekarat—tak disangka-sangka hapeku bergetar tanda ada pesan masuk, dan itu dari.

… : ‘Mas… ni Erma. Ni no baru qw.’ 

Aku mengerutkan dahi, melihat tulisan singkat itu. Tanda tanya besar ada di benakku. Sebenarnya aku pengen telfon, tapi aku sudah tak punya apa-apa selain pulsa untuk SMS. Aku malas untuk morotin ortu untuk beli pulsa. Akhirnya aku cuman balas pesan dia dan save nomornya itu. 

Aku: ‘Iya Er, da pa?’

Erma: ‘Qw mo pulang, qw pengen pulang!’

Aku semakin bingung melihat tulisan-tulisan Erma yang kolokan itu. 

Aku: ‘Loh kok, knp?’

Erma: ‘Pokoknya, qw mo pulang ke Indonesia.’

Ya, ampun, ni anak. Aku diamkan sejenak.

Lihat selengkapnya