Satu hari menjelang keberangkatan...
SEKARANG aku masih menyibukan diri dengan laptop di kamar, sementara besok adalah hari keberangkatanku ke Bali. Hatiku malah mendadak gundah gulana. Keyakinanku melepuh bersama suasana getir yang tak tahu berasal dari mana. Aku malas untuk prepare baju dan semua yang akan dibawa, meski aku sudah pastikan untuk berangkat.
Dalam suasana tak menentu itu, tiba-tiba ada SMS dari nomor yang tak asing, tapi tak terdeteksi namanya di perbendaharaan kontak henfonku. Sambil mengingat-ingat nomor, aku buka pesan itu.
Sms: ‘Pa kabar, Mas?’
Dahiku berkerut. Ermakah itu? Tapi, kenapa pakai nomor lokal? Terakhir, Erma sudah pakai nomor asing dengan kode area asing. Sepertinya bukan. Akhirnya aku putuskan untuk membalas.
Aku: ‘Siapa y?’
Sms: ‘Masa lupa?’
Aku: ‘Siapa?”
Sms: ‘Hayo, tebak sapa qw?’
Aku: ‘Hey, jangan main2, ak ga da waktu.’
Sms: ‘Ih tega, masa lupa gitu ma qw!’
Aku mulai muak, lalu aku diamkan saja henfonku itu. Kutaruh di atas kasur dengan cara dilempar. Mendadak aku jadi ingin beres-beres pakaian yang akan dibawa. Aku buka lemari; beberapa baju favorit dengan cepat dikeluarkan. Tak banyak baju yang aku masukkan ke ransel, hanya tiga kaos, dua celana jeans, dua hem lengan pendek, beberapa celana dalam dan celana boxer.