Mimpi - Gadis Berkerudung Merah Muda

Imron Mochammad Alghufara
Chapter #33

MALAM MINGGU DI JIMBARAN

BOSAN di mes terus, aku mulai gelisah. Untuk mengobati kejenuhan, aku pun bermaksud keluar mes, kemudian berjalan menuju bedeng (mes para pekerja proyek) di area proyek, untuk menikmati orkes amatiran di mes engineer. Petang ini udara sedikit lebih dingin dari biasanya. Pasti para pemain orkes butuh lebih banyak arak untuk bahan bakar mereka. Om Janni sangat memanjakan mereka. 

Di sepanjang jalan, banyak yang sudah mojok dengan henfon di kuping mereka. Aku pun mulai berancang-ancang untuk telfon Liya, tapi aku harus cari tempat yang sepi, agar leluasa mencurahkan kerinduan. Tapi berkali-kali aku SMS, tak dibalas.  

Sedari tadi sore, SMS Liya sebenarnya sudah berkali-kali masuk, namun aku balas dengan seadanya, karena kesibukan kerja. Mungkin itu yang membuat Liya sedikit BETE, dan membalas dengan hal yang lebih buruk.  

Aku: “Dhe, Mas telfon, ya?”

Aku: “... kok SMS Mas ga dibales?”,

Aku: “Bales donk, Dhe!”

Aku: “Bales donk!”

Akhirnya aku langsung misscall dia, tapi tak juga diangkat-angkat. 

‘Ayo dong! Diangkat, sayang!!’ gumamku sedikit gusar. 

Aku: “Kok ga diangkat?” 

Aku: “Lg d’mana si?”

Aku: “Dhe... !!!”

Malam minggu ini rasanya seperti malam minggu ketika dulu aku sibuk kerja, sementara Erma sedang jalan dengan cowo di luar. Sementara jatahku di malam Jumat, dan kadang pakai kliwon. 

Entahlah! Aku selalu lemah di saat menghadapi situasi seperti ini. Batinku panik, diselimuti gelisah.

Ya Tuhan, bodohnya aku...

Perasaan bodoh ini...

Apa sakit ini adalah sakit yang sama seperti yang sudah-sudah...

Atau sakit yang istimewa...???

Lihat selengkapnya