Hanya cahaya bintang di langit yang dapat di tangkap oleh mata Sarah yang lelah. Dingin tidak lagi terasa, basah tidak lagi mengganggu dan becek tidak lagi menimbulkan rasa jijik karena mungkin setelah malam ini berlalu, dirinya sudah tidak lagi bisa dirasakan, keberadaannya hanyalah gangguan, lebih menjijikkan dari lumpur dan sampah.
Ada milyaran bintang berpendar di langit. Indah. Tiba-tiba tanpa terkendali kenangan yang terkunci itu kembali. Ingatan akan ibunya melintas dibenakknya, seakan baru terjadi belum lama.
“Sarah lihat bintang di langit. Indah, bukan?”
“Iya.”
“Sarah mau? Akan ibu ambilkan satu untuk Sarah. Mau?”
“Iya. Mau.”
“Baik. Nanti ibu pergi ambilkan untuk Sarah. Sarah jangan cari-cari ibu, kalau ibu sudah dapat bintangnya, ibu akan bawa pulang untuk dikasih ke Sarah, ya.”
“Iya.”
“Janji, jangan nangis, cari-cari ibu.”
“Iya.”
“Sarah akan tunggu ibu pulang bawa bintang untuk Sarah.”
“Mmm...”