MIMPI-MIMPI SEJARAH GENERASI MILENIAL

lukman ramdhani
Chapter #3

INSPIRASI

INSPIRASI

 Inspirasi bisa datang dimanapun dan kapanpun bisa kita cari, bahkan dia bisa datang dengan sendirinya tanpa kita minta, tapi apalah arti itu semua, kalau kita tidak bisa menghadirkan dalam wujud yang nyata  

(Lukman Ramdhani Firmansyah)

Kisah ini berawal dari seorang anak muda yang bernama Novel, yang sedang mengalami kegalauan yang luar biasa dalam hidupnya, dia sangat galau karena sebagai anak muda tentunya banyak sekali keinginan, tapi sampai saat ini tak satupun keinginannya terwujud. Bisa dikatakan ini adalah titik terendah dalam hidupnya, hampir saja dia mengalami depresi, dan dia merasa tertekan sekali dalam menjalani kehidupan.

Tapi di tengah keterpurukannya Novel ingat satu kalimat yang akan merubah hidupnya, memunculkan lagi semangat yang luar biasa, dan tekad yang begitu kuat untuk bisa bangkit. Kalimat itu cukup sederhana, kurang lebih seperti ini:

Ingatlah satu hal bahwa berlian itu terlahir dari suatu tekanan 

Kalimat itu seakan menjadi mantra bagi Novel untuk bangkit dan melesat, kalimat itu menyadarkan dirinya bahwa dia harus kuat dalam menjalani hidup ini, dia harus bangkit kembali untuk meraih mimpi-mimpinya, dan terus mencoba tanpa henti. Kita harus percaya pada satu hal, saat kita berfikir positif maka akan menarik energi-energi positif yang lainnya, itulah yang sedang terjadi pada Novel saat ini, disaat optimismenya muncul tiba-tiba dia teringat kata-kata indah dari Confusius kurang lebih seperti ini:

Kebanggaan terbesar kita bukanlah tidak pernah gagal 

tetapi mampu bangkit setiap kali kita terjatuh

Dua kalimat itulah yang menjadi kalimat pamungkas baginya untuk bangun dari kegalauan, dan mulai kembali memikirkan massa depannya. Tapi sebelum fokus pada mimpi-mimpinya, dan mulai membuat rencana-rencana untuk mewujudkannya, tiba-tiba saja Novel ingin sekali jalan-jalan untuk merefresh otaknya yang penuh kegalauan dan mengusir segala kejenuhan yang menyelimuti jiwanya. Novel pun memutuskan untuk pergi jalan-jalan siapa tau dengan jalan-jalan dapat menenangkan hatinya, dan mendapatkan bonus inspirasi untuk melangkah.

 Seperti biasa setelah mandi dan sarapan, Novel berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi, disitu terjadilah percakapan antara anak dan ibunya, kurang lebih seperti ini:

Ibu Novel : Mau kemana kamu jam segini sudah bangun dan sudah rapi?

Novel : Novel mau jalan-jalan sebentar

Ibu Novel : Jalan-jalan kemana memangnya?

Novel : Pokoknya jalan-jalan bu tidak tau kemana, mau cari inspirasi saja

Ibu Novel : Mau pergi kok tidak punya tujuan aneh!!!!

Novel : Novel berangkat dulu ya bu, minta doanya

Ibu Novel : Iya kamu mau minta didoain agar bagaimana?

: Jadi anak itu kalau ngomong yang jelas 

Novel : Pokoknya doain Novel bisa mewujudkan mimpi-mimpi Novel bu

Ibu Novel : Belajar jadi anak yang jelas kamu itu

Novel :Iya bu maaf yaa

Ibu Novel    :Iya semoga kamu dapat inspirasi biar hidupmu tidak begini begini aja. 

Novel : Iya bu terima-kasih doanya.

Memang hubungan Novel dengan ibunya akhir-akhir ini kurang baik, karena ibu Novel agak jengkel dengan Novel, karena dirasa kurang jelas hidupnya, kurang punya greget pokoknya, ibu Novel ingin Novel itu punya tujuan hidup yang jelas, dan mewujudkannya. 

Langsung saja Novel mencium tangan dan kedua pipi ibunya dan berangkat mengunakan motor kesayangannya, motor Honda Legenda keluaran tahun 2000 an. Novel langsung saja menyalakan motor Legenda kesayangannya, dan langsung melaju menelusuri jalanan kota Lamongan, saat berada di jalan Novel bingung mau kemana, mau pergi ngopi dia sudah bosan ngopi. Akhirnya dia berhenti sejenak di Alun-Alun Lamongan. Novelpun memarkir motornya, dan mengelilingi Alun-Alun kota Lamongan, tiba-tiba langkahnya terhenti di depan masjid agung Lamongan.

Pandangan Novel tertuju pada Gentong dan Batu seperti Prasasti yang berada didepan Masjid Agung Lamongan ( maklum saja sebagai sejarawan kalau lihat yang begituan sama halnya ketemu sama pujaan hati heheheh hatinya slalu berbunga-bunga hehehe), pikirannya pun langsung menerawang ke massa lalu.

Lihat selengkapnya