MASA HINDU-BUDHA
Letak Indonesia yang strategis yang terletak dijalur posisi silang dua benua dan dua samudra serta dekat dengan Selat Malaka memiliki banyak sekali keuntungan diataranya sering dikunjungi bangsa asing, sehingga pergaulan dengan bangsa-bangsa asing semakin luas, tentunya itu akan membawa pengaruh asing masuk ke Indonesia seperti Hindhu-Budha
(Lukman Ramdhani Firmansyah)
Setelah melakukan petualangan menelusuri jejak-jejak sejarah pada masa praaksara, geng Pandawa Lima melanjutkan petualangannya menelusuri jejak-jejak sejarah pada masa Hindhu-Budha, untuk masa ini geng Pandawa Lima akan mengunjungi Yogyakarta, karena baginya di kota ini menyimpan banyak sekali peninggalan-peninggalan masa Hindhu-Budha berupa candi-candi yang begitu menawan seperti candi Plaosan, candi, Prambanan, dan Candi Borobudur.
Oke itu sekedar pembuka saja, ayo kita kembali ke cerita geng Pandawa Lima, jadi setelah mengunjungi dan mengelilingi museum-museum yang ada di Sangiran, dan juga sudah membeli oleh-oleh khas Sangiran, mereka melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta, untuk perjalanannya sendiri sekitar 3 jam, seperti biasa dalam perjalanan mereka bercerita tentang kenangan masing-masing saat berada di kota Yogjakarta. Saat asyik-asyik cerita Novelpun memotong pembicaraan mereka, dan mengajak mereka diskusi tentang apa saja kegiatan mereka di Yogjakarta, dan situs-situs yang dikunjungi nanti, setelah melakukan diskusi maka didapatkan keputusan sebagai berikut.
Jadi kita nanti sampai Yogyakarta sekitar jam 4 sore ya teman-teman, kita langsung cari penginapan yang murah meriah tapi nyaman disekitar Malioboro, jadi setelah kita istirahad sebentar, mandi dan sholat Magrib, maka kita semua ayo jalan-jalan ke Malioboro, sambil cari makanan khas Yogyakarta yaitu Gudeg, setelah makan kita jalan-jalan dan belanja-belanja disana, tapi pulangnya jangan terlalu malam yaa jam 10 malam kita harus ada di penginapan, karena besok paginya kita harus meninggalkan penginapan, dan mengemasi barang-barang kita sekalian, karena setelah mengunjungi situs kita langsung lanjut perjalanan. Untuk situs yang kita kunjungi besok adalah candi Plaosan, Prambanan, terus kita lanjut perjalanan ke Magelang ke candi Borobudur, untuk langkah selanjutnya kita diskusi lagi yaa.
Perjalanan dari Sangiran ke Yogyakarta terasa begitu cepat, tak terasa geng Pandawa Lima sudah memasuki kota Yogyakarta sesuai rencana awal mereka langsung saja mencari penginapan di sekitar Malioboro, kita tau bersama disekitar Malioboro banyak sekali penginapan-penginapan yang murah dan begitu nyaman, setelah keliling-keliling akhirnya mereka berhenti di salah satu penginapan, setelah tawar menawar harga dan harganya sudah cocok, maka mereka semua turun dari mobil menuju ke penginapan, dan penginapannya begitu nyaman ada kolam ikan didalamnya suasananya semakin syahdu, dan suasana kota Yogyakarta terasa banget hehehe. Sesampainya di penginapan, Novel langsung mandi dan sholat, Biro langsung tidur mungkin dia capek kan dia yang jadi supirnya dan tidak mau diganti, Video dia member makan ikan-ikan hias, dan Distro main gitar kebetulan di penginapan itu ada gitar, dan Dulinan telfon mamanya maklum diakan anak mama hehehe, tapi dia slalu marah kalau dibilang anak mama, lebih senang kalau disebut anak berbakti hehehe baiklah baiklah kalau itu maumu anak mama heheheh.
Tak terasa langit sudah gelap ini menandakan siang telah berakhir dan berganti malam, setelah sholat magrib geng Pandawa Lima keluar penginapan jalan kaki untuk menuju Malioboro, sebelum menelusuri Malioboro mereka mencari makanan khas Yogyakarta dulu karena perut mereka sudah banyak yang bernyanyi dan teriak-teriak minta makan. Langkah mereka pun terhenti di warung makan Gudeg makanan khas Yogyakarta yang legendaries itu, merekapun langsung masuk kedalam dan memesan makanan dan memesan lauk sesuai selera mereka masing-masing.
Gudeg adalah makanan khas provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental, ayam kampung, telur, tempe, tahu, dan dan sambal goring krecek
Setelah mereka makan dan kenyang mereka melanjutkan jalan-jalan di Malioboro mereka sangat menikmati suasana malam di Malioboro di sekitar Malioboro kita jumpai bangunan-bangunan besar khas bangunan kolonial, disamping itu Malioboro sangatlah ramai itu yang menjadikan Malioboro sangatlah menarik, disamping kiri dan kanan jalan berjejer orang-orang menjual kaos khas Yogyakarta dengan berbagai desain yang menarik dan harga yang cukup murah 100 ribu dapat tiga, ada juga yang jual pakaian batik khas Yogyakarta dan juga blangkon. Tiba-tiba langka mereka terhenti di toko kaos yang paling terkenal di kota Yogyakarta yaitu toko kaos Dagadu, merekapun masuk kedalam toko dan belanja, setelah belanja mereka melanjutkan perjalanan.
Lagi-lagi langkah mereka berhenti untuk melihat penampilan musisi Yogyakarta yang ada di sekitar Malioboro merekapun ikut duduk bersama dan bernyanyi bersama, kebetulan lagu yang dinyanyikan berjudul Yogyakarta yang liriknya kurang lebih seperti ini:
Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgia
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja
Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki Lima