Mimpi Riana & 22 KM

Restia Bela Pertiwi
Chapter #13

Perkataan adalah Doa


“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina." (QS.Al-Mukmin : 60).


Setelah memberi kabar pada orang tua akan ikut tes CPNS. Orang tuanya sangat bahagia. Mereka sekeluarga mendoakan Riana lulus jadi PNS. Tengah malam gadis pemberani itu bangun. Mencari senter untuk berwudhu di reruntuhan bangunan rumah yang telah roboh. 

Di sana ada kamar mandi yang masih bisa dipakai. Hanya saja, tidak ada atapnya. Sebenarnya Riana agak takut, tetapi karena kebelet pipis dan ingin salat tahajud dia memberanikan diri. Malam itu Riana salat tahajud dan berdoa pada Allah.


“Ya Allah, jika Engkau memberikan aku izin untuk lulus. Sesungguhnya kelulusan ini bukanlah untuk diriku saja. Melainkan untuk keluargaku dengan kondisi yang telah Engkau berikan saat ini. Mudahkanlah urusanku ya Allah. Aku yakin semua pasti ada hikmahnya.”  


Malam itu tepat pukul 01.00 dini hari. Setelah mengadu pada Sang Pencipta Riana kembali menarik selimutnya. Masih ada waktu empat jam menjelang subuh. Matanya begitu berat. Angin berhembus lewat celah seng. Ketika malam rumah itu terasa dingin. Karena rumah mereka hanya berlantaikan tanah. Seng yang jadi dinding juga sudah berwarna hitam dan berkarat. Semakin dekat pengumuman ujian semakin rajin Riana tahajud, mengaji, dan berdoa untuk kelulusannya.

Pengumuman lokasi ujian telah beredar. Bersiaplah Riana untuk pergi ke Pesisir Selatan. Sebelumnya dia meminta doa restu pada kedua orang tuanya beserta adik kakaknya. Riana pergi dengan harapan dan doa orang yang dia cintai. Dari kampung dia naik bus ke kota Padang. Selanjutnya naik travel menuju Bayang. Sebelum berangkat dia telah memberi kabar akan keberangkatannya.

Ketika sampai di Pesisir Selatan, dia langsung diterima baik oleh Ayu. Rupanya Ayu langsung memasak makanan enak untuk Riana sebagai jamuan kedatangan temannya. Ayu tinggal di rumah panggung terbuat dari papan. Setelah makan malam, Ayu memberikan waktu pada teman kuliahnya itu beristirahat dan mempersiapkan diri untuk ujian besok. 


Pagi itu begitu dingin, Riana tidak tahu akan sedingin itu. Dia mencoba memegang air, 


“Waduh dingin sekali airnya,” ungkap Riana.


“Hahaha, iya Ana. Kalau kami disini sudah terbiasa dingin. Sudah kuduga kamu akan merasa kedinginan. Tenang saja, aku sudah memasak air untukmu. Sebentar lagi juga panas,” jawab Ayu sambil tersenyum.


“Masya Allah, kamu memang teman yang sangat pengertian Ayu. Makin sayang aku sama kamu, hahaha." Pagi itu mereka tertawa bahagia. Riana bersyukur punya teman sebaik Ayu. Selanjutnya, Ayu mengantarkan temannya itu ke SMP 1 Bayang. Lagi-lagi Riana terkejut karena dia mendapatkan bangku paling depan. Riana sangat cemas. Apalagi ini adalah tes pertamanya. Sebelum memulai ujian Riana mengucapkan, Bismillah. Tidak hanya itu, Riana juga membawa Fotokopi KTP ayahnya. Di sana ada foto ayah Riana. 


“Ayah, doakan Riana ya. Semoga Riana bisa lulus tes CPNS ini,” batin Riana. 


Riana sangat ingin lulus jadi PNS, berharap ingin memperbaiki nasib keluarga. Waktu terus berputar, tidak terasa waktu tes telah selesai. Riana langsung pulang ke rumah Ayu. Besoknya baru pulang kampung karena ingin membantu orang tua. Lagian Riana tidak ingin menyusahkan temannya. Apalagi temannya baru menikah.


Sejak selesai ujian CPNS pertama, Riana semakin rajin tahajud, mengaji, dan berdoa. 


Lihat selengkapnya