Nadya menghabiskan teh hangatnya setelah mendengar panggilan pihak penyelenggara yang meminta para peserta untuk merapat. Dia yang mengisi, tapi bukan berarti dia boleh bersantai dan mengabaikan orang-orang yang sudah susah payah menyelenggarakan acara ini. Dia juga tidak boleh menyia-nyiakan waktu orang-orang yang datang kesini hanya untuk melihat wujud asli dirinya.
Itu adalah bentuk penghargaan yang tak ternilai. Jika kita mampu seperti itu, orang lain juga akan bersikap seperti itu pada kita. Orang juga akan senang jika bekerja sama dengan kita, dan tidak menutup kemungkinan bahwa kita akan mendapat kerja sama serupa dari orang yang sama.
Nadya dan Ratih berdiri di samping panggung, menunggu pembawa acara memanggil mereka. Sesekali membantu staff yang terlihat kerepotan membawa barang. Dan kebiasaan Nadya adalah setiap kali di ucapi terimakasih dia hanya akan tersenyum, tanpa membalas. Perilakunya yang seperti ini membuat orang banyak mengira bahwa dirinya tuna wicara.
Nadya tak keberatan dengan itu, dia sudah lama membuat tubuhnya menolak semua hal buruk yang orang-orang berikan padanya. Baik itu yang verbal maupun yang menyerupai tindakan. Dia memilih mendiamkan, menurutnya hanya dengan cara seperti ini yang mampu menarik rasa bersalah orang-orang itu.