Mind vs. Machine

Kiara Hanifa Anindya
Chapter #3

Chapter 3: Di Rumah Citra

Setibanya di rumah, Laura langsung mandi, berganti baju, dan merapikan meja makan. Silvi ternyata sudah pulang, dan tertidur lelap di kamarnya sendiri.

“Lho, mau ke mana, Lau?” tanya Bu Tuti.

“Ke rumah teman, Bu. Main, seperti biasa. Tolong jagakan Silvi, ya. Aku pulang jam lima nanti!” jawab Laura sambil memasukkan seragam ke ember cuci.

“Buru-buru amat. Nggak makan dulu, tah? Itu, lho, di kulkas ada puding stroberi. Saya buatin buat kamu dan Silvi.”

“Oooh, begitu, ya. Ya, udah, aku mau makan sedikit aja. Nanti malam makan lagi.”

Bu Tuti mengambil piring kecil, lalu memotong puding lalu meletakkannya di atas piring. Tak lupa, ditambahkan garpu plastik.

“Nih, makan dulu, ya. Saya ke kamar mandi dulu.”

Laura duduk di kursi, menyantap puding itu dengan nikmat. Tiba-tiba, handphone-nya bergetar.

“Halo, Lau? Gue Citra,” kata Citra lewat sebelah telepon.

“Ya, ya, kenapa?” tanya Laura.

“Ayo cepetan ke sini! Lo itu, ngulur-ngulur waktu aja!”

“Iya, sabar! Gue disuruh makan dulu, keleus!”

“Makan apaan, sih, kok, lama amat? Udahlah, cepet ke sini. Si Lily pulang dulu, mau ganti baju. Ayo, dong! Gue capek nunggu kalian berdua di sekul!”

Laura menggumamkan kata “Ya”, lalu menutup telepon. Dihabiskannya puding, lantas dia meletakkan piringnya begitu saja di bak cuci.

“Aku berangkat, ya, Bu!” Laura buru-buru pergi ke luar rumah sambil berteriak. Mudah-mudahan Bu Tuti kedengeran, pikirnya seraya mengambil sepeda.

Perjalanan dari rumah ke sekolah sebetulnya tidak seberapa, namun seringkali ban Laura kempes karena menginjak bebatuan tajam. Saat tiba di sekolah, Laura merasakan ban sepedanya mengempis. Dia segera mencari pompa.

“Heii!” teriak seseorang dari belakang Laura.

Gadis itu menoleh, melihat sahabatnya, Citra, berada sekitar lima meter di hadapannya. Dia mengenakan pakaian lain yang jauh lebih bersih.

Lihat selengkapnya