Mind vs. Machine

Kiara Hanifa Anindya
Chapter #7

Chapter 7: Kehilangan Pendamping

Sudah empat kali pertemuannya dengan Pak Daniel. Laura juga sudah beberapa kali menge-chat Echo.AI. Namun, tak ada perubahan sama sekali. Si AI tetap saja mengancam akan membongkar rahasia Laura bila gadis itu terus kepo dan mengutak-atik sistemnya.

“Gue nggak akan berhenti sampai sini kalau belum menemukan dalang di balik AI ini!” tekadnya.

Dia sudah konsultasi dengan Pak Daniel soal ini, namun hanya nasihat dan saran yang diperolehnya dari orang tersebut.

“Belum sampai pelajaran kita ke situ, Laura. Sudah, jangan utak-atik programnya terus. Ntar biar Bapak yang ngurus, oke?” begitulah kata Pak Daniel sewaktu Laura mengobrol santai soal AI itu padanya.

Laura mengerti Pak Daniel cukup kerepotan mengurus murid-muridnya yang sama sekali tidak mengerti soal AI, apalagi ditambah oleh masalah salah seorang muridnya yang begitu kepo mengutak-atik AI tersebut. Maka dari itu, Laura tidak berniat meminta saran ke Pak Daniel lagi. Dia ingin memecahkan masalah itu sendiri.

Bagaimanapun, Laura juga butuh pendamping. Dia ingin mengajak Citra dan Lily untuk bergabung dalam misi ini. Dia mengutarakan semua keluh-kesahnya ketika mereka sedang bermain di rumahnya.

“Haah? Cuma sesepele itukah masalahmu, Lau?” tanya Citra dengan heran.

“Meskipun sepele, tapi nggak bisa dianggep enteng. Kalau dibiarin kelamaan, Echo.AI bakal membongkar banyak rahasia orang. Bahaya banget, tahu. Gue berencana membongkar rahasia di balik sistem itu dan mencari dalang dari semua ini,” terang Laura dengan bersemangat.

Kedua sahabatnya tampak berpikir. Laura berusaha membujuk mereka sekali lagi.

“Ayolah, lo-lo semua, kan, sahabat gue. Bantuin gue, dong, sekali-sekali. Gue, kan, udah sering bantuin lo semua, jadi lo harus bales bantuin gue.”

Lily melepaskan tangan yang dari tadi menopang dagunya, lalu bertanya, “Emang lo udah konsultasiin ke Pak Daniel?”

Lihat selengkapnya