Mind vs. Machine

Kiara Hanifa Anindya
Chapter #11

Chapter 11: Di Balik Pintu

Langit pagi tampak cerah sekali. Laura melangkah pelan ke kelasnya. Sekolah masih sepi, hanya terdengar suara samar-samar dari beberapa guru yang masih sibuk dengan pekerjaan mereka.

Kebetulan, kelas Laura ada di dekat kelas 8B. Dari ruangan itu, dIa mendengar suara bersin dan batuk-batuk.

Seketika remaja itu berhenti, lalu mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka.

Di dalam, guru muda itu duduk di meja kerjanya, wajahnya serius, matanya tertuju ke layar laptop. Jemarinya bergerak cepat di atas keyboard, kadang berhenti sebentar, lalu mengetik lagi. Beberapa buku tebal berserakan di meja, di antaranya ada beberapa lembar catatan dengan tulisan tangan yang penuh coretan.

Laura berusaha melihat lebih jelas.

Tapi sudut pandangnya terbatas. Jika dia terlalu maju, ada risiko Pak Gibran bisa melihatnya.

Dia menempelkan tubuhnya ke pintu, bernapas pelan, berusaha tetap tenang meskipun jantungnya mulai berdetak lebih cepat. Apa sebenarnya yang sedang dikerjakan Pak Gibran?

Guru itu meraih handphone-nya, lalu mulai berbicara dengan seseorang di telepon.

"Ya, sudah saya cek. Sepertinya masih ada beberapa bagian yang harus diperbaiki. Kalau nggak, nanti hasil akhirnya nggak maksimal," katanya sambil menghela napas.

Lihat selengkapnya