“Laura! Laura… bangun!”
Perlahan, Laura membuka matanya. Dengan bingung dia menatap ke sekeliling. Dirinya berada di ranjangnya sendiri. Di sampingnya, ada Silvi, Citra, dan juga Lily.
Kenapa ini? tanyanya dalam hati. Jadi ini semua… cuma mimpi?!
“Gue… gue kenapa, anjir?” Laura bertanya sambil mengucek-ngucek mata. “Dan lo-lo ngapain ke sini?”
“Pakai nanya! Kalau nggak ada kejadian apa-apa, kami nggak akan ke sini, keleus!” ucap Citra dengan sengit. “Lo itu ketiduran lama banget, dari tadi habis pulang sekolah sampai sekarang. Noh, lihat, udah jam setengah tujuh malam!” lanjutnya sambil memperlihatkan tulisan jam di handphone-nya.
Hah? Gue ketiduran selama itu?
“Udah, deh, nggak usah pura-pura kayak orang bingung gitu!” Lily seakan bisa membaca pikiran sahabatnya. “Lo itu bikin kami panik aja. Kami ke sini buat mabar Mobile Legends sama elo. Eeh… nggak tahunya lo malah pejamin mata di sini. Adikmu itu sampai panik, lho, kasihan! Lo tidur lama banget. Kami tungguin… dan kami pikir lo itu mati atau kenapa-kenapa. Habisnya, lo kalau tidur persis banget kayak orang mati!”
“Hush! Omonganmu dijaga, dong, Li. Nggak sopan. Ya, ya, gue baru ingat tadi sore gue pulang sekolah capek banget, akhirnya ketiduran di sini. Nggak nyangka ternyata sampai jam segini.”
Lily dan Citra geleng-geleng kepala. Tak habis pikir.
“Kakak nggak apa-apa, kan? Nggak sakit atau kenapa gitu?” tanya Silvi.
“I’m okay. Gue malah ngerasa sehat-sehat aja. Tidur gue pulas banget ternyata. Hahaha, sampai bikin kalian panik!”
“Ya, iyalah! Lo itu, emang dasar! Kami jadi harus rela dimarahi ortu karena nginap di sini. Kecuali itu, gue juga nggak bisa push rank sama upload postingan di IG. Gue kepinginnya bikin sekarang, tapi demi teman, gue relakan itu semua!”