Untung tidak ada program yang bernama “Echo.AI” di komputer sekolah mereka.
“Tuh, nggak ada, Lau. Berarti everything is fine, right?” kata Lily setelah mereka bertiga mengecek sesudah ekstrakulikuler.
“Iya, sih. Tapi mungkin aja beberapa hari lagi dia muncul…” Laura tampak bersikeras.
“Enggaklah. Pakai logika aja, emang ada orang yang bikin AI untuk mencelakai penggunanya? Kalaupun ada, untungnya apa, sih?” Lily bertanya sambil mematikan komputer.
Laura berhenti sebentar lalu menjawab.
“Gini, guys. Kalian tahu, kan, ada beberapa aplikasi AI yang berbayar?” tanyanya.
“Ya. Contohnya ChatGPT, Grammarly, terus ada… Canva AI Tools…” Citra menyebutkan satu per satu.
“Alright, that’s enough. Jadi AI-AI itu bisa dipakai dalam mode gratisan, tapi akhirnya minta pengguna berlangganan supaya mendapat fitur-fitur tertentu yang lebih unik dari mode gratisan, bener, nggak?”