Di dalam kamar yang gelap, tiga buah layar monitor menyala terang dan menjadi satu-satunya penerang di kamarku. Jari jemariku dengan lincahnya menari di atas keyboard tengah memainkan sebuah game yang tidak lain adalah Minecraft. Lima belas tahun sudah aku memainkannya namun itu tidak membuatku merasa bosan. Tujuanku bermain hanya satu, membunuh Herobrine
Sesaat aku menoleh ke kiri dan kanan mencoba mengusir rasa pegal di punggung leherku. Jam dinding sudah menunjukkan tengah malam namun aku masih belum mau berhenti, malah aku berniat main sampai pagi. Persiapanku sederhana, aku hanya mengenakan jaket tebal dan beberapa cemilan di meja.
Aku tekan W untuk memacu karakterku berjalan maju mendaki bukit. Bisa dilihat dari layar monitor, pepohonan Spruce menjulang sangat tinggi dan kokoh. Daunnya melambai-lambai seakan-akan ada angin yang bertiup. Entah dalam game ini ada angin atau tidak, tapi dedaunan yang bergerak seperti ditiup angin menambah kesan realistisnya.
Kini aku berada di atas bukit, sungguh pemandangan yang tidak sia-sia. Pikiranku mulai terisi dengan rencana membangun desa berteknologi maju di bawah kaki bukit ini. Geografisnya sangat pas dan sumber daya alamnya juga melimpah. Kemungkinan desa ini akan selesai dalam waktu satu Minggu dan ini akan menjadi desaku yang ke-178.
Tidak hanya desa yang aku buat, ada enam kerajaan, sembilan puluh empat kota dan seratus tujuh puluh tujuh desa untuk sekarang ini.
Aku kembali menjalankan karakterku dan berjalan ke arah kiri melihat apa yang ada disana. Aku melihat tempat lapang dan sungai kecil diujung sana. Hanya satu pohon yang tumbuh di tempat itu dan di bawah pohon itu.
"Siapa... itu," pikirku. "Mungkinkah itu."
Segera aku gunakan sayap dan terbang mendekatinya. Aku mendekat dari arah kanan dan mencoba memutarinya seperti elang yang sedang mencari mangsa.
"Herobrine." Tidak salah lagi itu adalah Herobrine, ciri-cirinya sudah sangat jelas yaitu matanya putih menyala.
Aku langsung menukik tajam ke bawah dengan cepat aku mengambil sebuah pedang diamond di inventarisku. Kupacu karakterku berlari lalu melompat dan menebas. Namun dengan mudahnya Herobrine mengindari seranganku dan aku terkena serangan balasan darinya. Dua hati berkurang, itu sama saja dengan kehilangan dua puluh persen Health Point-ku.
Aku mundur menjaga jarak dengannya, aku tidak boleh meremehkannya. Aku pasang earphone milikku, kali ini aku akan main serius.
Aku mengganti pedangku menjadi panah dan terus menyerangnya dari kejauhan. Satu anak panahku berhasil mengenainya lalu dia berlindung di balik pohon.
Tidak akan aku biarkan kesempatan ini terlewat, kali ini akan aku serang dari titik butanya. Aku ganti kembali panah menjadi pedang lalu ku gerakkan karakterku berlari ke arah kiri pohon itu. Setiba ku di pohon itu, Herobrine langsung melompat menjauhi diriku. Tidak, pernyataan itu kurang tepat, Herobrine melompat menjauhi TNT yang ada di pohon itu.
Boom!
Ledakan yang sangat keras terdengar di telingaku. Pohon itu hancur hampir tak bersisa, aku sempat melompat menghindar dari ledakan dan cuma terkena serpihannya saja, meskipun begitu setengah dari HP berkurang.
Aku meminum ramuan healing dan HP-ku kembali pulih.
"Fokus, konsentrasi. Aku harus lebih fokus dan berkonsentrasi. Ini adalah pertarungan yang telah aku tunggu-tunggu."
Tiba-tiba sebuah petir menyambar tepat di belakang Herobrine dan sebuah portal tercipta.
"Portal? Jangan harap kau bisa lari dariku, Herobrine!"
Aku pacu karakterku berlari dan memasuki portal yang baru saja di masuki oleh Herobrine. Aku berhasil memasuki portal dan aku hampir saja terjatuh dari atas tebing. Seandainya aku telat sedikit saja menekan Shift mungkin aku akan terjatuh ke dalam danau lahar panas dan akan mati seketika.