Mini Market Warisan

Rizky Ade Putra
Chapter #3

Wadahnya kok disamain semua?

Pasti kalian semua bertanya – tanya, mengapa kok Aku bisa sampai satu sekolah dengan Kakak-ku Lisa yang jarak umur di antara Kami padahal 6 tahun jauhnya. Sedangkan, Aku saja berumur 12 tahun dan menginjak bangku sekolah tingkat 1 SMP.

Yamemang benar, jika dihitung – hitung, Kakak-ku Lisa harusnya sudah lulus SMA dan sudah berkuliah. Tapi, waktu dulu Papah-ku bilang, saat dulu teman – teman sebaya-nya mulai masuk sekolah yaitu tingkat Sekolah Dasar (SD), Kakak-ku tidak ingin bersekolah.

Kakak-ku bilang Ia malas dan masih ingin main – main saja. Ia tidak ingin mengerjakan tugas – tugas sekolah yang membuat kepala-nya pusing. Dan tanpa terasa, Ia tidak sekolah sampai teman – teman sebayanya sudah di tingkat SD.

Hal yang membuatnya akhirnya ingin bersekolah karena banyak dari teman – temannya yang sudah bersekolah bercerita dengannya. Bahwa cerita teman – temannya itu adalah berkata bahwa sekolah itu seru, mempunyai banyak teman, dan bisa mengerjai Guru – guru disekolah jika ada yang tidak baik dengan anak murid.

Aku setuju jika alasannya seru dan mempunyai banyak teman disekolah. Tapi, sepertinya teman – teman Kakak-ku itu tidak waras jika beralasan, bisa menjahili atau mengerjai Guru – guru disekolah apabila ada yang tidak baik dengan anak murid. Dan saat ditanya, mengapa sampai mau dan berani menjahili Guru yang telah mengajarkan dan mendidik kita disekolah, jawabannya, “Biar seperti anak Indonesia banget!!”

Dan karena keterlambatannya itulah, membuat Ia jadi satu tinggkat dengan Abang-ku yang nomor dua, yaitu yang bernama Rozy Putra, dan akrab disapa oleh teman – temannya Oji. Dan Oji pun juga satu sekolah dengan-ku, dan 2 Kakak perempuan-ku.

Sekolah Aku dan para Kakak-ku ialah sekolah yayasan yang menyediakan tingkatan dari SD, SMP SMA/SMK. Dan alasan orang tua-ku memasukkan Kami dalam satu tempat sekolah yang berlokasikan sama adalah, agar Papah-ku bisa mengantarkan Kami semua sekaligus, dan bisa menjaga satu sama lain. Alasan yang cukup masuk akal jika dibayangkan jika dari sudut pandang keluarga-ku saja. Namun, tidak berlaku jika dari sudut pandang orang lain. Atau teman – temanku.

Lihat selengkapnya