Miracle-Man

Ahmad Murjani
Chapter #2

Data Number 8.0.2.0 : Ascension

Tidak terasa lebih dari tiga minggu telah berlalu sejak kejadian tersebut. Dimas yang bekerja sebagai teknisi sudah berada di kantornya siang hari ini. Di kantor produsen perangkat elektronik ternama ini, dia dikenal sebagai orang yang sangat sopan dan bersikap santun pada pelanggan maupun kepada sesama pegawai lain. Dia terlihat tidak pernah tertekan pada pekerjaan ini, terbukti pada setiap respon yang dia berikan selalu santai dan selalu nyaman untuk didengarkan.

Sepulang kerja sekitar pukul lima sore dimana matahari sudah mulai menguning, ketika hendak menyusuri jembatan besar yang membelah sungai, kemacetan besar mobil dan motor sedang melanda. Suara berisik dari klakson, mesin kendaraan, dan sirine polisi saling bersatu padu. Begitu Dimas tahu penyebabnya, segera dia berubah menjadi Miracle-Man untuk menyelamatkan seseorang yang tersangkut, atau lebih tepatnya bergelantungan, di bawah salah satu rangka jembatan besi besar ini.

“ARMOR RISE! COMBINE!”

Dia memilih untuk menyatukan tubuhnya pada seorang pria pemegang kamera yang saat itu berada dekat sekali dengan pinggir jembatan untuk menyorot orang tersebut. Sempat diliputi oleh rasa keterkejutan karena ditempeli oleh zirah logam satu persatu dari bagian kaki hingga ke kepalanya. Belum lagi kamera besar milik studio TV yang dia pakai untuk menyorot keadaan berubah pula menjadi sebuah drone dengan kamera beresolusi tinggi.

Keahlian telah ditambahkan ke Transportman Mode.

Tidak mempedulikan peringatan tersebut, dia langsung memilih terjun ke bawah jembatan bersama inang barunya itu. Salah satu mode yang memang dia butuhkan saat ini adalah mode tersebut karena akan sangat berguna untuk menarik orang itu dengan peralatan. Mobil Tim SAR dan Damkar baru saja sampai ketika dia sudah berada di bawah jembatan dengan melayang menggunakan roket dari bagian bawah kedua kakinya.

“I AM MIRACLE-MAN!”

Sesampainya dia di bawah jembatan, dia melihat seorang pria dewasa memeluk erat salah satu rangka logam jembatan yang berlumut dengan tangan dan kakinya. Pria tersebut masih menggunakan baju dari perusahaan pengantar barang ternama di kota ini. Artinya beliau adalah seorang kurir. Dimas menduga bahwa orang ini berniat untuk bunuh diri karena tekanan pekerjaan.

“Ayolah Paman. Ikutlah dengan kami.” Dimas memilih memanggil beliau dengan sebutan Paman karena mendengar panggilan dari orang-orang di atas.

“TIDAK! SAYA TIDAK MAU DITOLONG! SAYA HARUS MENGAMBIL SESUATU DARI DALAM SANA!” teriak orang tersebut sebagai jawabannya.

Mode baru telah ditambahkan. Aktivasi Transportman Mode.

Dimas terkejut ketika notifikasi tersebut muncul. Orang itu adalah inang selanjutnya, inang tetap yang akan membantunya mendapatkan kekuatan baru. Paman tersebut mungkin baru berusia 30 tahunan terlihat dari fisik, namun uban rambut sudah memenuhi setengah kepala beliau.[1]

Sudah dibujuk beberapa kali pun, orang itu masih saja bersikeras untuk tetap berada di sana. Rupanya beliau terus berusaha merayap dan meraih tiang jembatan yang tembus sampai ke bawah sungai. Tujuannya agar beliau bisa turun ke bawah dengan aman. Tetapi tentu saja ini terlalu ekstrim untuk dilakukan. Kenapa tidak menyewa perahu saja untuk mendatangi lokasi sungai yang lebarnya bisa mencapai ratusan meter ini?

Mau tidak mau, Dimas harus mengubah drone yang saat ini masih merekam kejadian itu untuk menjadi jetpack agar orang itu bisa dibawa dengan mudah. Tetapi sebelumnya, dia minta izin lebih dulu pada inang sementaranya ini.

“Mas, boleh saya ubah kameranya lagi?”

“Gapapa kok, tapi rekamannya tetap aman kan?”

“Iya mas. Kamera mas sama rekamannya bakal balik kok.”

Drone tersebut kemudian berubah menjadi jetpack atau mini roket berbentuk tas punggung yang bisa membawa beban sampai ratusan kilogram ke udara dengan mudah. Segera saja tas tersebut melekatkan dirinya pada orang yang sedang bergelantungan itu. Keduanya lalu terbang kembali ke atas jembatan, tempat dimana paman itu diamankan dan akan dibawa ke rumah sakit dengan ambulan.

Rencananya memang begitu sebelum air sungai tiba-tiba beriak begitu kuat dengan sendirinya, seolah-olah ada ada seekor paus yang baru saja lewat. Melihat keanehan yang terjadi, Dimas bergegas membatalkan niatnya untuk membawa paman tersebut. Begitu sampai di atas dan memisahkan dirinya dengan jurnalis, tubuhnya malah berubah kembali menjadi zirah dan menyatu dengan setiap bagian tubuh paman itu.

“ARMOR RISE! COMBINE!”

Kali ini zirah yang terbentuk berbeda dengan tambahan roda motor kecil di bagian kakinya, bagian lengan yang ditempeli roda lain yang jumlahnya tiga di setiap lengan, dan empat gerigi tajam yang bisa berputar di belakang punggungnya. Tidak hanya itu saja, ada beberapa pipa tersambung dari bahu ke pinggang sampai ke bagian paha belakangnya. Inilah bentuk Transportman Mode yang sesungguhnya. [2]Dimas kemudian membuka pembicaraan dengan paman itu melalui tampilan hologram dalam zirah.

“Kenapa paman bersikeras turun sejak tadi?”

“Kamu tidak mengerti, Nak! Ada bor besar di dalam sungai itu!”

“Bor? Maksud Paman semacam alat bor untuk lubangin papan?”

“Jauh lebih besar! Seperti bor yang mereka gunakan untuk membuat terowongan kereta bawah tanah.”

Dimas lalu mengaktifkan pemindaiannya untuk membuktikan hal tersebut. Benarlah sang paman bahwa ada sebuah benda besar mirip bor yang tenggelam di dasar sungai.

Lihat selengkapnya