"Lo siapa?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Dita membuat cowok yang berada di depannya ini mengerutkan keningnya heran.
"Kamu gak kenal aku?" tanyanya dengan heran. Segera ia mengambil ponsel yang berada di dalam saku bajunya, kemudian mencoba untuk mencari tahu sesuatu.
"Kamu gak lagi ngeprank aku kan? Hari ini bukan tanggal satu April kok, juga bukan ulang tahun aku," ujarnya lagi, masih dengan wajah penuh keheranan.
Melihat wajah keheranan yang diberikan oleh cowok itu, justru membuat Dita semakin menjadi lebih heran. Dari cara berbicaranya telah menunjukkan bahwa cowok itu telah mengenal dirinya begitu dekat atau bisa dikatakan akrab. Namun, kembali pada kenyataan yang sesungguhnya bahwa ia sama sekali tidak mengenali sesosok cowok yang ada di hadapannya saat ini.
"Kayaknya lo salah anggap gue sebagai pacar lo deh, karena gue gak kenal sama lo," tukas Dita. Bagaimana mungkin dirinya bisa menjadi pacar dari cowok ini? Mengenalnya saja tidak.
Merasa tidak ada hal penting yang perlu diperbincangkan lagi membuat Dita memutuskan untuk melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas. Namun, langkahnya harus terhenti ketika salah satu lengannya ditahan oleh cowok yang tengah mengaku-ngaku sebagai pacarnya itu.
"Kamu kenapa sih? Kenapa kamu pura-pura lupa sama aku? Aku ada salah apa sama kamu?" Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh cowok itu hanya dianggap sebagai angin lalu oleh Dita. Justru dirinya saat ini tengah berusaha untuk melepaskan diri dari cengkramannya yang begitu kuat.
"Gue gak lagi pura-pura lupa, tapi gue emang beneran gak kenal sama lo. Lo siapa sih?!" tanya Dita lagi. Kini ia terlihat memegangi salah satu lengannya yang memerah akibat usahanya barusan.
"Aku pacar kamu," jawabnya dengan yakin.
Dita menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Gue bukan pacar lo. Harus berapa kali gue bilang sama lo. Kalau.gue.bukan.pacar.lo!" tukas Dita, khusus dengan penekanan disetiap kata pada kalimat terakhirnya.
"Ini kenapa ya? Kok ribut-ribut gini?" tanya Naya dengan polosnya. Ia mengusap pelan kedua lengannya ketika merasakan aura yang tidak begitu menyenangkan mulai merayapi tubuhnya.
Dita memutar kedua bola matanya malas. "Ada yang ngaku-ngaku jadi pacar gue," pungkasnya.
"Ngaku-ngaku?" tanya Naya dengan heran. Lalu mengalihkan pandangannya ke arah seseorang yang terus menatap sahabatnya itu dengan tulus.