Mirror.

Bulan Purnama
Chapter #3

LOVE IN QUARANTINE

Sebagai anak baru Hira belum paham siapa saja penghuni rumah ini, siapa yang anak kos siapa yang penghuni rumah utama atau keluarga bu Yulia.

 

Mulanya Hira tak perduli dengan setiap orang yang berlalu lalang lewat depan kamar atau ruang tamunya. Hira lebih senang mengerjakan pekerjaanya di ruang tamu karena lebih lega.

 

Sampai beberapa saat menyadari, seorang pria beberapa kali lewat didepannya dan masuk ke rumah utama dengan meninggalkan sebuah Kerlingan Mata.

 

☯☯☯

 

Ini adalah awal masa karantina dimana semua karyawan diwajibkan untuk Work Form Home.

 

WFH bagi Hira yang terdampar di tempat ini adalah duduk di Sofa ruang tamu kosannya dimana dia bisa menikmati pemandangan di ruang parkir dan melihat orang lewat berlalu lalang didepannya.

 

Ruang tamu yang dibatasi oleh partisi dari kayu dihiasi pohon plastik yang hijau daunnya dengan bunga bunga berwarna orange sama dengan warna Sofa, sangat cantik dan teduh dipandang mata membuat Hira betah berlama lama duduk di sana.

 

☯☯☯

 

Belum terlalu lama sebetulnya Hira bekerja di Perusahaan Pialang di kawasan Asia Afrika.

 

Sebuah bidang pekerjaan baru yang sebetulnya sudah lama dikenalnya, mengelola dana nasabah untuk digolangkan di Bursa Perdagangan Berjangka dalam bentuk jual beli emas 24K di bursa perdagangan International, pasar Amerika Eropa dan Asia.

Yang diperjual belikan adalah nilai yang melekat pada emas itu bukan emas fisiknya.

 

Nasabah mendapatkan keuntungan dari selisih naik turun pergerakan harga emas dunia.

Bagi Pialangnya sendiri mendapatkan fee dari setiap transaksi yang dilakukan nasabah yang dibagi dua dengan Perusahaan.

 

Biasanya Hira mengunjungi calon nasabah baik di kantor atau di rumah memberikan presentasi atau edukasi.

Namun sejak pandemi dimana pemerintah menetapkan aturan PSBB, Pembatasan Sosial Berskala Besar semua pintu tertutup bagi tamu atau pengunjung tanpa kecuali.

Dan Hira pun pindah tempat kerjanya, Sosial Distance di Sofa kosan ini mengamati fluktuasi harga on line dari laptopnya.

 

“Permisi... Paket!”.

 

Seorang kurir tampak berdiri jauh diluar pagar parkiran.

Hira beranjak keluar menghampiri.

Lihat selengkapnya