"Woah, pukulan mu semakin baik saja Mr. Veer," puji salah satu rekan nya sesama pengusaha.
Veer hanya tersenyum tipis tanpa balik berbasa basi. Seperti biasa ia tak menyukai sanjungan klasik yang menurut nya terlihat jelas kemunafikan yang ada.
Veer dan Philip sebenarnya hampir memiliki watak yang sama, hanya saja Veer jauh lebih manusiawi semenjak menemukan wanita yang ia cintai.
Wanita yang tak lain telah menjadi pendamping hidupnya hingga pada akhirnya ia meninggalkan dirinya lebih dahulu.
Beberapa orang disana tampak saling memandang satu sama lain ketika Veer tak kunjung memberikan sebuah tanggapan atas pujian itu.
Hingga ...
"Sudah, jangan terlalu lama melihatku seperti itu, kalian tak berniat untuk memuji ketampanan ku juga bukan?"
Seketika tawa pecah beberapa orang disana menganggap Veer tengah memberikan sebuah lelucon.
Oh ayolah, ia membenci hal kecil yang baru saja ia lakukan tersebut, hanya saja ia tak dapat melakukan hal semaunya bukan?
Ini bukan saat nya!
"Ah, kudengar kau akan menikah kan putramu itu," ujar salah satu pria paruh baya yang kini tengah mengayunkan stik golf nya.
Veer yang sebelumnya malas berbicara dengan beberapa orang disana, justru seketika melunak mendengar celotehan itu.
Seulas senyuman sekilas terlihat pada wajah Veer. Hal itu tak lain karena ia kembali diingatkan akan wajah putranya yang tak membantah saat ia memberitahu pada putra satu satunya itu untuk menikahi seorang gadis pilihannya.
Jujur saja itu di luar ekspektasi nya. Ia kira Philip akan membantah atau mungkin beradu argumen panjang dengannya, tetapi nyatanya semua pemikiran itu di lunturkan oleh jawaban Philip kemarin. Ia benar benar bersyukur sang putra tak terlalu sulit dibujuk mengenai 'Pernikahan'.
"Kau benar, putra ku akan segera menikah," jawaban Veer dengan bangga layaknya orang tua pada umum nya ketika mendapatkan seorang calon menantu sesuai dengan pilihannya sendiri.
Sontak ketiga pria paruh baya lainnya segera menatap ke arah Veer penuh rasa penasaran.
"Jadi berita itu valid, bukan hanya sekedar angin lalu?" tanya pria paruh baya yang terkenal dengan gaya nya yang metrosexual.
Walaupun usianya yang sudah menginjkepala lima pria paruh baya itu tampak masih segar layak nya seorang anak muda.
"Tentu saja Mr. Darren, putra ku memang akan segera menikah."
"Lalu apakah berita lain nya juga benar, jika putramu akan menikahi putri ketiga dari Mr. Parvez?"
Veer mengerutkan keningnya pelan. Jujur saja ia memang telah memilih calon untuk pasangan putranya, hanya saja ia belum benar benar menelusuri latar belakang gadis itu, sebab yang terpenting untuk nya hanyalah karakter dari gadis itu sendiri, dan juga persetujuan gadis itu.
Ketiga pria paruh baya lainnya tampak saling menatap satu sama lain melihat raut kebingungan Veer tak seperti sebelumnya.
"Ada apa Mr. Veer, apakah berita itu tak benar?" tanya Ryan yang kali ini buka suara melihat kebingungan Veer.
"Siapa nama gadis yang kalian dengar?"