Seorang laki-laki misterius berdiri di depan pintu kantorku pagi-pagi buta. Dia sendirian, mengenakan topi New York Yankees dan jaket denim, serta membawa sebuah koper kabin.
Tingkat kewaspadaanku meningkat drastis. Menurutku, orang yang pantas memakai topi di dalam ruangan cuma dua: artis yang mau menghindari fans atau orang jahat untuk menyamarkan wajah. Tuduhan kedua sepertinya lebih pas karena tidak pernah ada satu pun artis yang berkunjung selama sewindu aku bekerja disini. Malinglah yang beberapa kali datang. Duh! Mana dia membawa koper pula. Tentu saja untuk menyimpan barang jarahan.
Baru beberapa bulan yang lalu terjadi peristiwa maling laptop yang dilancarkan perusahaan kompetitor untuk mencuri data perusahaan. Untungnya, kejadian itu tertangkap basah oleh salah satu staf kantor yang jago wing chun sehingga maling berhasil diringkus. Gawat. Aku tidak mau jadi saksi peristiwa kriminal! Mana aku tidak bisa wing chun pula! Kalau nanti ada yang ingin balas dendam gimana? Belajar bela diri harus masuk wishlist hidupku setelah ini.
Aku berjalan sok tenang. Degup jantungku tidak karuan, berlomba-lomba dengan gema yang dihasilkan langkah kakiku sendiri. Jarak antara koridor lift sampai pintu masuk terasa lebih jauh. Lebih parah lagi, aku merasa tatapannya sungguh mengintai dibalik bayangan topinya. Di setiap langkah aku sudah mengambil ancang-ancang barang apa yang dapat menjadi senjata, tentunya dengan penuh harap dia tidak sedang menyembunyikan senjata tajam.
Sampai di depan pintu, aku menekan jari pada mesin pemindai yang langsung menghasilkan bunyi beep. Pintu terbuka.
“Eh, kamu mau ngapain?!” teriakku histeris saat tangannya menahan pintu untuk ikut masuk.
Ia terlihat bingung. Atau, jangan-jangan hanya pura-pura bingung, sok polos mengalihkan perhatian. Aku tidak akan tertipu dengan mudahnya.
“Kamu nggak boleh sembarangan masuk! Keluar!” teriakku lagi dengan suara lebih keras.
“Can you speak English?”
Aku terkejut. Bentukan laki-laki ini sama sekali bukan bule. Dari aksennya jelas sekali dia orang Asia. Oh, pasti dia sedang berusaha mempermainkan aku.