Misi Menggoda Hati

FinNabh
Chapter #7

Meremehkan Seorang Cassian

"Mana cucuku?" Ujar Papa Vincent antusias saat tiba di rumah.

Mama Natalia yang melihat kelakuan Papa Vincent hanya menggelengkan kepalanya, memaklumi tingkah Papa Vincent.

Aku terkekeh melihat itu. Aku dan Cassian saat ini tengah berdiri di pintu depan untuk menyambut kedua orang tuaku.

Setelah perdebatanku dan Cassian tadi malam, orang tua kami satu persatu mulai menelfonku dengan antusias. Dan berjanji akan mengunjungiku dan Cassian.

And here we are...

Orang tuaku sampai menyempatkan waktunya sepagi ini untuk mengunjungi rumah kami. Sedangkan ibu Diana, mertuaku itu juga sama antusiasnya. Dia saat ini juga menuju kemari bersama orang suruhan Cassian yang menjemputnya. Kami memang berbeda kota. Karena dia yang menemani Adelia, adik Cassian, yang sedang berkuliah.

“Masih bentuk kecebong kali, Pa.” Ujar Aurora yang menyusul di belakang Mama Natalia dan Papa Vincent.

Papa Vincent mendelik menatap Aurora. “Enak aja cucu Papa dikatain kecebong.”

Aurora tertawa kecil melihat ekspresi kesal Papa Vincent. "Lah, kan emang masih di perut Kak Ave, Pa. belum ada bentuknya juga.”

Papa Vincent menjitak pelan kepala Aurora. “Yah gak usah ngatain cucu Papa, bisa kan?” Ujarnya kesal.

Aurora mengelus kepalanya yang sakit. Dia mendengus pelan saat melihat Papa Vincent mengelus perutku.

Aku terkekeh dan mengajak mereka untuk masuk ke dalam rumah dan berkumpul di ruang keluarga.

“Pokoknya bibi harus selalu nyediain buah dan sayur buat Ave. Dia harus selalu makan makanan yang sehat.” Ujar Papa Vincent pada Bi Mina yang sedang menyuguhkan camilan dan minuman segar untuk semua orang.

Bi Mina tersenyum dan mengangguk mengerti. "Baik, Pak. Saya akan selalu buatin makanan sehat untuk Bu Aveline."

Papa Vincent mengangguk. “Bagus.”

Bi Mina kemudian pamit kembali ke dapur.

“Oh ya. Kalian udah ngabarin bu Diana?” Tanya Mama Natalia yang duduk di sebelah Papa Vincent.

Aku mengangguk. “Udah kok. Ibu dijemput sama orangnya kak Ian. Kayaknya udah mau nyampe.”

Papa Vincent mengerutkan keningnya. “Kenapa bukan Cassian aja yang jemput?”

Cassian yang sedari tadi fokus pada ponselnya, seketika mendongak saat Papa Vincent bertanya padanya. “Ah itu..”

Aku memeluk lengan Cassian erat. “Aku yang gak bisa pisah sama suami aku, Pa. Takut kangen. Hehe.” Ujarku yang membuat semburat merah di pipi Cassian. Aku menghalu. Sebenarnya Ibu mertuaku yang meminta untuk tidak dijemput. Alasannya karena dia mengkhawatirkanku sendirian disini.

Mama Natalia dan Aurora tertawa melihat kebucinanku pada Cassian. Sedangkan Papa Vincent mencibirku.

“Mau minum, gak?” Tawarku pada Cassian yang dijawab dengan anggukan. Aku kemudian mengambilkan minum untuknya.

Lihat selengkapnya