Misi Peri Fani

Laila NF
Chapter #2

Misi Pertama

“Tidak bisa,” sahut sebuah suara dari belakang Fani.

Itu Meira si peri air, salah satu sahabat Fani yang bermulut kasar. Meira memiliki mata yang besar dengan manik berwarna biru topaz, rambut perak sepanjang bahu dikelabang satu, menjuntai pada sisi kanan lehernya. Seperti peri air lainnya, Meira mengenakan gaun berwarna biru muda yang menjuntai hingga mencapai betis.

“Kenapa kau selalu bilang begitu?” protes Fani. “Kalau belum dicoba, kan, tidak ada yang tahu.”

Meira menggeleng. “Tidak bisa. Itu sudah jelas sekali, tahu.” Dia memang keras kepala. “Sayap tipis kita tidak akan kuat untuk terbang jauh. Jika dipaksakan mungkin malah akan terhempas angin kuat dan tersesat di belantara, atau lebih buruk lagi pingsan di jalanan dan terinjak orang lewat.”

Fani memanyunkan bibir, tidak suka dengan cara Meira berpikir. Dia selalu pandai melihat kemungkinan terburuk, mematahkan semangat orang lain. Meira dan Fani selalu saja berbeda pendapat, masih misteri mengenai bagaimana mereka bisa bersahabat.

 Beruntung, sebelum perdebatan berlarut dan makin memanas, Fleur datang menengahi.

“Sudahlah, kalian. Kenapa, sih, kalian selalu saja bertengkar?” lerainya dari atas kelopak bunga poppy warna jingga. “Seperti anak kecil saja.”

Fani dan Meira langsung berhenti berdebat, mengalihkan perhatian kepada Fleur, si peri bunga dengan gaun seperti ballerina sewarna bunga poppy jingga-kekuningan. Fleur memiliki rambut tipis lurus berwarna hitam sepanjang bahu. 

“Siapa yang bertengkar?” seru Fani dan Meira bersamaan. Bersitatap sebentar, mengirim pandangan yang berarti: kenapa kau meniru kata-kataku?

“Aku hanya tidak bilang ke Meira kalau pikiran negatif tidak akan membuatmu terbang ke mana pun,” kata Fani, tidak mau keduluan Meira.

“Aku hanya memberitahukan fakta,” balas Meira. “Lagi pula pikiran memang tidak bisa membawamu terbang ke mana pun. Kau harus pakai sayap untuk terbang.”

 Fani kembali melotot ke arah Meira, yang tentunya langsung balik melotot. Tanpa diduga, Fleur tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, sambil memegangi perutnya.

“Apanya yang lucu?” tanya Fani yang dijawab Meira dengan mengangkat kedua bahunya.

“Kalian yang lucu. Seperti dua kumbang tanah yang berebut bola kotoran,” ledek Fleur yang segera mengepakkan sayapnya dan terbang menjauh, masih sambil terkikik.

Tanpa menunggu lama, Fani dan Meira langsung mengejar Fleur sambil berseru memanggilnya. Kejar-kejaran di atas hamparan bunga menjadi salah satu hobi baru Fani. Mungkin juga salah satu alasannya sering main ke hamparan bunga poppy di bagian tengah taman kota. Fleur dan Meira tinggal di sini.

Sama seperti Fani, Meira dan Fleur masih peri remaja. Untuk menjadi peri dewasa, mereka harus menyelesaikan misi pertama terlebih dahulu. Meira bilang dia sudah menerima misi pertamanya minggu lalu. Tapi dia tidak mau menceritakan bagaimana ia menyelesaikan misinya. Sedangkan Fleur masih harus menunggu purnama berikutnya untuk menerima misi pertama.

Lihat selengkapnya