MISINTERPRETASI

Rahmayanti
Chapter #3

Pertemuan

**Kantor Polisi**

"Ka Alesha."

Fadiyah berlari mendekati Alesha yang di bawa dari sel.

"Fadiyah, Tolong maafin kakak dan sampaikan maaf Kakak ke Bi Ranum ya."

Alesha mengelus rambut Fadiyah sembari memeluknya.

"Ka, Kakak kenapa bisa masuk penjara? Salah kakak apa? Kakak orang baik! "

Pelukan Fadiyah ke Alesha semakin kuat.

"Kakak di jebak Diyah, Awalnya kakak juga ragu tapi terpaksa karna kerja, Kalo gak kerja sama Artio kita makan apa? Makanya waktu itu kakak suruh Daniyal nge Hack komputer kantor untuk menyimpan data jaminan kalo kakak gak tau maksud isi yang kakak Hack itu, Supaya kakak gak diseret masalah ini karna yang tau isinya hanya Artio, Yang kakak tau itu data punya Artio dan kantor Kakak tapi ternyata kakak salah besar, Artio mencuri data perusahaan itu! Artio itu pintar bersilat lidah malah kakak yang jadi kambing hitam, Dan kakak juga difitnah bunuh Ibunya Artio padahal kakak gak tau apa apa, Kakak hanya ngantarin bunga yang dititip pak Artio, Kalian percaya sama aku kan Diyah, Iyal? walaupun bukti bukti ngarah di aku tapi aku gak pernah ngelakuin itu!"

Alesha melihat ke Fadiyah dan Daniyal dengan tatapan mata berkaca kaca.

"Iya kak aku percaya, Tapi kak, Kakak kan gak salah, Kenapa harus kakak yang ditahan? Pokoknya aku dan Iyal bakalan bantuin kakak."

Menggenggam erat tangan Alesha.

"Maaf ya sa, Data jaminan kamu hilang, Laptop gue di maling orang."

Daniyal menyulurkan tangannya minta maaf ke Alesha.

"Iya iyal, Justru aku yang harusnya minta maaf ke kamu, Gara gara aku minta kamu ngambil dan simpan datanya, Laptop kamu jadi diambil anak buah Artio dan laptop kamu juga sudah di rusak sama anak buahnya, Artio sengaja supaya aku gak ada pembelaan bukti sedikitpun."

Alesha menyalami Daniyal.

"Aku bakalan buktikan kak Alesha tidak bersalah, Aku yakin bahwa semua itu fitnah."

Fadiyah meyakinkan Alesha.

"Oouu, Romantis banget sih."

Suara yang berasal dari belakang Fadiyah yang diiringi tepukan tangan.

"Pak Artio."

Sebut Alesha melepaskan genggamannya dengan Fadiyah.

"Siapa kak yang kakak sebut?"

Fadiyah menatap wajah Alesha dan memutar badannya melihat Artio beserta Ajudannya 4 orang.

"Hai, Nona manis, Kenapa mau marah? silahkan aku terima kok buat adek semanis kamu."

Rayu Artio mengangkat tangannya mendekat ke dagu Fadiyah.

"HEI! jaga mulut anda, Saya bukan adek kamu, Paham!"

Fadiyah menunjuk wajah yang dibalas senyum oleh Artio.

"Pak Tio, Bapak bisa memfitnah saya tapi tolong jangan libatkan keluarga saya, Mereka tidak tahu mengenai ini pak."

Alesha memohon berlutut dengan Artio namun hanya dibalas senyum olehnya.

"Kak, Apa apaan ini ayo bangun kak, Kak Alesha."

Fadiyah menarik narik Alesha yang berlutut dihadapan Artio agar berdiri yang di bantu oleh Daniyal.

"Maaf, Waktu besuk sudah habis."

Membuat semuanya terdiam akan ucapan penjaga tahanan

"Kak, Kakak tau gimana caranya supaya kakak bebas?"

Fadiyah membisik ke telinga Alesha.

"Ada! Bukti kalo kakak gak salah ada sama Artio di flashdisk nya dan rekaman cctv asli rumah sakit tempat Ibunya Artio dirawat, Kalo kamu bisa ngambil itu kakak bakalan menang di pengadilan dan bakalan bebas, maaf kakak merepotkan kamu."

Alesha membisik ke telinga Fadiyah.

"Yal, Gue titip Fadiyah ke elu ya."

Alesha berjalan menuju selnya dengan diiringi penjaga lapas.

"Pasti sa, Gue jagain kok."

Daniyal melambaikan tangan ke Alesha yang membelakangi mereka.

"Ehem, Tadi kita belum kenalan, Kenalin aku Artio Pradija Ardhanu, Saya pemilik perusahaan tempat kakak kamu Alesha bekerja."

Artio menyulurkan tangan dengan senyum mengejek.

Lihat selengkapnya