Pemberitaan kematian seorang perempuan yang salah satu organnya diambil beredar luas di koran-koran lokal, nasional dan televisi. Kejadian itu membuat cemas warga. Jam malampun diberlakukan di beberapa tempat untuk menghindari kejadian serupa.
Seorang perempuan pekerja seks komersial berinisial A ditemukan tewas di sebuah pembuangan sampah. Hasil autopsi mengungkap bahwa perempuan tersebut disayat di bagian wajah dan salah satu organ tubuhnya diambil. Polisi menyimpulkan bahwa kasus pembunuhan itu merupakan motif perdagangan organ manusia dengan kedok menyewa jasa para perempuan. Perempuan berinisil A ini merupakan korban ke tiga dalam satu bulan belakangan ini. Diduga pelaku lebih dari satu orang. Hingga kini polisi masih memburu para pelaku.
“Es, besarkan suara TV-mu, aku mau dengar berita itu” Seru Warni sembari menepuk dinding tepas mereka dengan telapak tangannya. Rumah Warni dan Esti dibatasi dinding triplek sehingga suara sangat jelas terdengar.
“Hmm” ujar Esti sembari memencet tombol remote dengan volume paling besar.
“Ya, ndak mesti sebesar itu, Es”
“Biar sekalian satu kampung bisa dengar, Ni” tukasnya tertawa cekikikan sembari mengecilkan kembali volume televisi.
“Hati-hati, Es, kalau kerja malam.”
“Ya” teriaknya dari rumahnya.
“Banyak kejadian sadis belakangan ini, korbannya perempuan semua.”
“Hmmm” sahut Esti sembari mengunyah.
“Kok dari tadi jawabanmu ‘ya, hmm’ aja Es? Apa ndak ada yang lain?”