‘Cause I knew you were trouble when you walked in
(Taylor Swift – “I Knew You were Trouble”)
“Bima!” Suara beroktaf tinggi tergolong cempreng itu terdengar begitu Bu Monic keluar kelas pada jam terakhir.
Tiga jam pelajaran berturut-turut larut dalam soal matematika yang memusingkan membuat penghuni kelas itu seakan baru saja dibangunkan oleh alarm yang membuat mereka kembali segar. Setidaknya itu anggapan fan Starla.
Teman-teman sekelas Bima spontan langsung menengok ke arah pintu kelas. Tubuh semampai dan rambut ikalnya yang tergerai menyembul dari salah satu sisi pintu. Cewek itu tidak begitu peduli dengan reaksi keheranan maupun kegirangan dari siswa laki-laki yang mengagumi dirinya.
Mata Starla dari tadi terpaku kepada sosok berkacamata minus yang duduk di deretan paling depan dekat meja guru, Bima. Cowok itu masih tak acuh dengan kehadiran Starla. Padahal, murid laki-laki lain berani mempertaruhkan apa pun hanya demi bisa jalan dengan Starla. Bima malah dengan angkuhnya menolak kehadiran Starla.
Starla dengan cuek memasuki kelas XI MIA 4 yang notabene bukan kelasnya itu. “Hari ini belajar bareng ya, besok gue ulangan!” rengek Starla sambil mengguncang-guncang lengan Bima, persis seperti anak balita yang merengek dibelikan permen.
Farel, teman sekelas Bima yang juga salah satu fan Starla memekik, “Imutnya!” Sementara murid-murid perempuan hanya bisa menggeleng-geleng kepala melihat kelakuan teman-teman cowok mereka yang seperti kawanan hiena yang tengah menarget rusa buruan.
Bima tidak begitu peduli meskipun Starla besok menghadapi UN. Dia masih santai memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. “Gue ada bimbingan olimpiade, tahu!” tolak Bima tegas.
Lagi pula, dia sudah berjanji untuk mengajari Astrid soal olimpiade tahun lalu. Biarpun Starla merengek hingga guling-guling di lantai pun, Bima tidak ingin menukar kesempatan itu dengan hal lain. Terlebih hanya dengan belajar bersama seorang Starla.
Starla masih belum mau menyerah. “Ya udah gue tungguin, lo biasa kelar sampe jam berapa?”
Bima melangkah menuju pintu, Starla mengekor dari belakang. “Jam enam paling cepet.”
Starla membenahi posisi jam tangannya yang agak bergeser. Sekarang pukul empat, masih dua jam lagi. “Oke, gue tungguin!”
“Terserah, deh,” jawab Bima sekenanya.
Dia berani bertaruh dua jam lagi Starla sudah tidak ada di sana. Dia akan kebosanan menunggu dan memilih untuk pulang.
***
Bima bergegas memasuki laboratorium kimia tempat yang biasa Pak Arif gunakan sebagai ruangan untuk membimbing tim olimpiade kimia belajar. Astrid dan Wendy belum tiba, begitu juga dengan Pak Arif. Di ruangan itu, baru ada Rio yang masih asyik ber-selfie camera, lalu meng-upload-nya ke Instagram. Rio dijuluki Raja Selfie Camera oleh teman-temannya. Satu hari minimal harus ada tiga foto yang dia post di Istagram. Itu belum termasuk Facebook, Path, dan lain-lain.
Rio mengeluarkan tongsis dari dalam tasnya, lalu berjalan menuju tempat duduk Bima. “Selca yuk, Bim?”
Alis Bima tertaut, tumben-tumbenan Rio mengajaknya berpose bersama. Mereka hanya pernah berpose bersama jika ada Astrid dan Wendy. Selebihnya tidak pernah. Bima memasang pose jari “V” agar tidak terlihat terlalu canggung.
“Oke, bagus, nih.” Rio bermonolog dengan dirinya sendiri.
Bima lantas bertanya untuk memastikan Rio tidak menulis caption yang aneh-aneh. “Lo hashtag apa, Yo?”
“Ha?” Rio tampak ragu-ragu menjawab. “Selca time, chemistry team ...?”
Melihat raut wajah Rio yang tak meyakinkan, Bima segera merogoh tas untuk mencari ponselnya.
Rio buru-buru mengklarifikasi sebelum tertangkap basah. “Selca time with our star today. Sorry, Bim!”
Bima lantas tak meneruskan kegiatannya untuk mencari ponsel. “Lain kali jangan ulangin.”
Rio mengangguk. “Janji, Bim!” Rio lantas menarik kursi di sebelah Bima. “Emang lo ama Starla ada apaan, sih?”
Mata Bima memelotot. “Apaan apanya? Gue sama dia nggak ada apa-apa!”
“Lah, masa? Itu Starla sampai kayak lagi jatuh cinta banget sama lo gitu, Bim. Gosipnya udah nyebar seantero sekolah, kali ....” Alis Rio naik-turun seakan dia berkata kalau rahasia Bima aman di tangannya jika Bima bersedia curhat.
Bima makin terbelalak, kekuatan gosip memang tidak main-main. Padahal, baru semalam akun Facebook-nya diberondong komentar fan Starla. Baru tadi pagi dia merasa ada laser tak kasatmata yang keluar dari tatapan fan Starla yang bisa membunuhnya dengan sekali tatap. Sekarang, dia dan Starla digosipkan punya hubungan romantis?
Terpikir pun tidak pernah.