Miss Bundir

EmQiuuu
Chapter #13

Inikah Surga?

Gue dipertemukan sama lo disaat lo merasa hari itu adalah akhir dari hidup lo. Mungkinkah ini pertanda? Kalau gue adalah kiriman Tuhan untuk membantu lo tetap hidup?

-Arvin Radhika-

đź’¦

Laura’s POV

Aku menatap sebuah taman yang sangat indah. Belum pernah aku melihat taman secantik ini. Di televisi, di majalah pemotretan mama, dan dimana pun taman yang orang sering sebut sangat indah, tidak sebanding dengan keindahan taman dihadapanku ini. Sangat indah. Sampai aku sulit menjelaskannya dengan kata-kata. Mata berair saking senangnya melihat pemandangan seindah ini.

Aku melihat banyak kupu-kupu yang bercahaya indah menghampiri dan mengelilingiku. Seolah mereka ingin mengajakku bermain dengan sayap-sayap cantik mereka. Dan memang benar. Rasanya, aku ingin berlarian bersama kupu-kupu cantik itu. Mereka tampak mengepakkan sayapnya menuju hamparan bungan-bunga yang bahkan wanginya sudah tercium olehku. Padahal, jaraknya lumayan jauh untuk dijangkau indra penciumanku. Aku langsung berlari mengejar mereka. Tapi, aneh sekali. Aku merasa tubuhku ringan dan tak ada sedikitpun lelah terasa. Seolah tubuhku terbuat dari kapas yang ringan. Membuatku dengan cepat sampai di hamparan bunga yang semakin harum semerbak wanginya.

Begitu sampai, kupu-kupu itu seolah mengajakku menari. Membuatku berputar-putar seperti putri raja dan mereka menari-nari di sekelilingku.

Tuk!

Aku berhenti menari begitu merasakan sebuah benda yang jatuh menimpa kepalaku. Tidak sakit. Aku memungut benda itu. sebatang coklat huh? Tak berselang lama, dapat kurasakan banyak benda yang berjatuhan. Membuatku menengadah dan tersenyum. Ini hujan permen! Lagi, aku berputar-putar dibawah hujan permen. Merasa seperti anak kecil kembali yang begitu girangnya mendapati banyak permen berjatuhan diatas kepalanya. Dan yang terpenting, ini gratis! Aku tersenyum lebar, lantas terduduk dibawah hujan permen sambil menikmati permen dan coklat yang berhamburan dimana-mana. Tak lama, hujan itu berhenti. Tergantikan dengan pelangi yang sangat indah.

Begitu puas memakan coklat dan permen yang seolah tidak ada habisnya itu, aku menyadari satu hal. Kupu-kupu yang tadi menari bersamaku, mereka sudah hilang. Entah mengapa, aku merasa panik dan kehilangan. Aku langsung mencari-cari mereka. Berlarian kesana-kemari menyusuri hamparan bunga. Tak ada. Aku langsung kembali menuju tempat pertamaku singgah disini. Di sebuah taman yang sangat indah.

Ketika sampai di taman, aku menunduk sedih karena tidak ada kupu-kupu itu. Entahlah, seperti kehilangan teman yang sangat berharga. Aku terduduk di sebuah kursi taman. Tiba-tiba, mataku berbinar senang melihat gerombolan kupu-kupu yang tengah terbang indah. Namun, bukan kearahku melainkan menuju sebuah gerbang yang tertutup. Aku memutuskan untuk mengejar. Begitu mereka sampai didepan gerbang, secara ajaib, gerbang itu terbuka. Memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan. Lantas, mereka masuk tanpa menungguku sampai. Bahkan, ketika aku sampai, yang terjadi justru, gerbang itu tertutup dengan cepat. Membuatku melenguh sedih. Entah mengapa, rasanya sangat sedih. Hingga tanpa aku sadari, setetes disusul tetesan lain membanjiri pipiku. Aku menangis. Lalu memeluk lutut dan bersender di depan gerbang itu.

Puk!

Sebuah tepukan lembut membuatku menoleh. Aku terpana begitu melihat siapa yang menepuk bahuku dengan sangat lembut itu. seorang wanita. Wanita yang sangat cantik yang pernah aku lihat.

“Kenapa kamu menangis?” Suara lembut dan indah itu terasa manis menyapu pendengaranku. Membuatku terenyuh. Merasa tenang seketika.

“A-aku, aku entah mengapa merasa sedih.” Jawabku sendu.

“Karna apa hmm?” Wanita itu menarikku untuk bangun dari dudukku. Mengajakku ke sebuah sungai dengan aliran tenang dan warna putih seputih susu. Oh, atau memang itu sungai susu?

“Entahlah! Aku merasa sangat sedih begitu kupu-kupu itu meninggalkan aku sendirian disini.” Aku terduduk ditepian sungai.

“Rasanya sepedih itukah?” Lagi, wanita itu kembali bertanya sambil mengulurkan segelas air dari sungai itu. Hmm, sepertinya itu memang sungai susu. Dan wah, enak!

Aku mengangguk lesu. “Seperti ditinggal paksa oleh orang yang sangat berharga.”

Lihat selengkapnya