Miss Lampir

Catrenaa
Chapter #12

Perhatian Nyata

“Aku berikan kamu perhatian kemudian akan muncul kasih sayang,”—Randy

•••••

"Gue perhatiin dari kemarin lo murung terus. Ada masalah apa?" tanya Randy yang sedang ada di samping Rashila. Mereka kini sedang berada di gazebo sekolahnya.

"Cie perhatian," balas Rashila dengan senyuman kilas. Kemudian ia mengalihkan pandangannya pada rumput di hadapannya. Sebenarnya ia sedang ingin sendiri. Namun tiba-tiba Randy datang begitu saja.

"Gue kan teman lo, wajar kan kalau gue peduli?"

Rashila menghembuskan napasnya perlahan. "Lo jangan deketin gue nanti Nella marah. Mendingan lo ke kelas aja. Gue malas kalau harus berurusan lagi sama Nella."

"Tapi gue maunya di sini," balas Randy.

"Ngapain coba? Gue di sini bukan lagi sedih kok. Lo tenang aja ya. Gue cuma gabut aja, bentar lagi juga gue balik ke kelas."

"Gue mau temenin lo." Mendengar kalimat itu Rashila langsung menatap Randy. Ia tak menyangka kalau Randy bisa sepeduli ini padanya. Senyuman tulus juga ditampilkan oleh Randy.

"Nanti lo ikutan gabut lagi," kata Rashila yang sebenarnya menginginkan Randy untuk segera pergi. Ia sedang ingin sendiri.

Setelah melihat tahi lalat pada alis salah satu sahabatnya, dada Rashila serasa naik-turun. Berkali-kali ia mencoba terapi ala ibu-ibu ingin melahirkan. Tarik napas panjang lalu hembuskan. Ia lakukan agar hatinya tenang. Itu juga alasan Rashila duduk di gazebo agar merasa lebih segar. Ia ingin merilekskan pikirannya. Ketika Rashila ingin sendiri, Randy malah mengacaukannya.

"Ngeliat muka lo terus gak bakalan bikin gabut," ucap Randy malu-malu.

Rashila agak terkejut, tetapi ia tak begitu peduli.

Mau mengeluarkan jurus beribu gombal atau jutaan kalimat manis. Ia tak peduli. Hatinya telah terkunci untuk satu orang. Hanya Rangga. Sampai saat ini hatinya belum terbuka untuk siapa pun. Lagi pula ia tak mau terlalu kebawa perasaan dengan kata-kata Randy. Terkadang isi hati lelaki dan apa yang ia ucapkan berbeda. Ia sudah merasakan itu dan menjadi korban. Hingga sekarang Rashila masih terjebak di dalamnya.

"Lo cerita aja tentang masalah yang lagi lo pikirin. Gue siap dengerin kok," ucap Randy dengan tulus. Sepertinya ia benar-benar ingin tahu apa yang terjadi dengan Rashila.

"Dibilangin gue gak apa-apa. I am fine."

"Cewek kalo ngomong gak apa-apa pasti ada apa-apa. Tapi kalau lo gak mau cerita sekarang juga gak masalah. Lo bisa cerita ke gue kapan aja lo mau. Gue siap jadi pendengar yang baik. Kalau lo butuh sandaran juga gue siap."

Lihat selengkapnya