“Buat apa ada cowok ganteng kalau udah punya orang lain?”—Rashila
•••••
Setelah minum es jeruk yang ditraktir Randy membuat moodnya lebih baik. Menurut Rashila es jeruk adalah moodboosternya. Apapun yang ia rasakan ketika sudah meminum es jeruk semuanya lenyap. Es jeruk memang yang terbaik.
"Ngelamun mulu. Lagi nunggu angkot?" tanya Randy yang tiba-tiba muncul di depan Rashila dengan menggunakan motornya. "Mau gue antar pulang ga?" tanya Randy lagi.
"Gausah, Ran. Gue naik angkot aja," balas Rashila. Ia merasa tidak enak jika pulangnya diantar oleh Randy. Lagi pula ia sudah ditraktir olehnya dan masih sanggup untuk pulang sendiri.
"Yakin gak mau ikut gue? Nanti lo diculik di angkot gimana?"
"Gue udah biasa kali naik angkot. Kalau pun ada yang mau culik gue nanti gue kasih suara cempreng biar dia mampus. Hehe gue kan Miss Lampir." Rashila meyakinkan Randy bahwa ia akan baik-baik saja selama menaiki angkot.
"Lo udah mengakui kalau diri lo itu Miss Lampir?"
"Mau gimana lagi coba? Satu angkatan udah pada tau kalau gue ini Miss Lampir. Ini semua kan awalnya gara-gara Haidar nyebelin," kata Rashila. Moodnya mulai tidak stabil lagi. Itu semua gara-gara nama Haidar yang ikut terbawa-bawa pada percakapan mereka berdua.
"Eh, itu angkotnya udah ada. Gue balik duluan ya. Lo hati-hati bawa motornya," lanjut Rashila.
Randy mengangguk dan Rashila memasuki mobil angkot yang jurusannya melewati gang rumahnya. Setelah memastikan Rashila aman karena sudah duduk di angkot, Randy pun mulai melaju dengan motornya untuk pulang ke rumah.
Seperti biasa Rashila duduk di pojok dekat jendela. Alasannya agar bisa merasakan angin sore yang akan melawan rasa gerah ketika menaiki angkot. Selain itu, ia juga bisa menikmati pemandangan jalanan. Hal lain yang membuat Rashila suka naik angkot adalah ongkosnya yang murah.
Tak lupa juga sensasi berdesakan ketika sedang banyak penumpang. Kadang juga sepi penumpang sampai harus menunggu lama agar mendapatkan lebih banyak penumpang. Bahkan pernah waktu itu saking lelahnya di sekolah, Rashila sampai tertidur di angkot. Untung saja sopir angkot itu baik dan tidak terjadi hal buruk padanya.
Rashila juga pernah merasakan seangkot dengan rombongan ibu-ibu. Ketika mereka sedang ngerumpi, Rashila tidak sengaja mendengarkannya. Kadang ia sampai terbawa tertawa karena rumpian mereka yang tiada habisnya. Mungkin ketika ia sudah dewasa akan merindukan masa-masa naik angkot saat pulang sekolah.
"Woi, Shila!"
Rashila pun terkejut ketika ada yang memanggil. Ia ternyata baru saja tersadar dari lamunan.
"Lo ngelamun mulu. Lagi mikirin apaan?"