Malam itu, Zara sudah selesai menyelesaikan tugas kuliahnya. Kejadian sepulang kuliah masih membayanginya. Tak tahu kenapa, ia merasa iba dengan Ian. Ya, perlakuan Tisa terhadap Ian sangat tidak mengenakkan sama sekali, walau Ian sudah menyakitinya tapi jujur cowok itu cowok yang selalu membuat jantungnya berdegup kencang setiap melihatnya. Padahal Zara sudah berkeinginan untuk melupakan Ian. Tapi tetap saja bayang-bayang wajah Ian masih menghantui pikirannya.
"Ian, ternyata aku nggak bisa lupain kamu," gumamnya pelan. Ia menghela napas panjang dan menariknya secara perlahan.
Tok
Tok
Tok
Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Dengan sigap Zara segera membuka pintunya dan ternyata Ibunya yang mengetuk pintu.
"Ada apa, Bu?" tanya Zara.
"Ada yang nyariin kamu," ucap Ibunya.
Akhirnya Zara dan Ibunya bergegas ke ruang tamu. Dilihatnya ada seseorang laki-laki duduk di sofa yang ternyata adalah Kevin.
"Kamu," ucap Zara sambil menunjuk Kevin yang tengah memainkan ponselnya.