Kedekatan Kevin dan Tisa membuat Zara semakin panas. Setiap hari, Zara harus melihat dia sejoli itu bermesraan di depan kelas. Zara hanya bisa menahan rasa sakit.
"Udah, Ra, ikhlasin aja," kata Keyla.
Zara mengangguk. Tetapi dalam lubuk hatinya gadis itu merasa terpukul. Ian datang bergabung dengan Zara dan Keyla.
"Kayaknya mereka nggak bisa dibiarin, deh, Ra," ucap Ian tiba-tiba.
"Maksud kamu?" Zara mengernyit.
"Ya, aku nggak mau aja si Tisa morotin si Kevin."
"Bukan urusan aku lagi," tukas Zara. Sebenarnya dia peduli dengan Kevin , tetapi Zara hanya tak tahu bagaimana cara memperlihatkan kepeduliannya.
"Oke kalau gitu. Aku cuma nyaranin aja, kok." Ian tersenyum.
"Tapi kata Ian ada benernya juga loh, Ra."
Zara terdiam, tak menanggapi.
"Biarin aja," jawab Zara.
Kevin dan Tisa lewat begitu saja. Saat Tisa lewat, gadis itu sengaja mengibaskan rambut panjangnya, bermaksud mengejek Zara karena akhirnya Tisa bisa mendapatkan Kevin. Keyla yang geram dengan tingkah Tisa langsung mengumpat. "Dasar cewek nggak tahu diri! Tukang tikung!"
Teriakan Keyla spontan membuat Tisa menoleh, tetapi Tisa tak memedulikan perkataan itu.
"Udah, La, biarin aja." Zara berusaha menenangkan Keyla yang dirundung emosi. Keyla mencoba mengatur emosi dan menarik napas panjang.
"Kalau udah miskin pasti juga ditinggalin!" seru Keyla, lagi.
Zara tersenyum mendengar perkataan Keyla. Mungkin Zara memang harus berhenti peduli pada Kevin dan mulai harus melupakan cowok itu.