Drt
Drt
Drt
Ponsel Tisa berdering. Ada panggilan masuk dari WhatsApp. Gadis berparas cantik itu segera mengangkat panggilan telepon tersebut.
"Halo, siapa, ya?"
"Aku Rehan, yang tadi di kafe."
"Oh, Rehan. Ada apa, ya?"
"Mau nggak besok jalan sama aku? Itu kalau kamu mau,sih, aku nggak maksa."
"Mau kok, Rehan. Kebetulan besok aku free. Besok kan sabtu, kuliah libur."
"Oke, besok aku jemput kamu, Tis. Share aja alamat kamu by WhatsApp."
"Siap, Rehan."
"Besok pagi aku jemput kamu jam 9, ya, Tisa. Good night."
"Good night too."
Tisa menutup sambungan telepon.
"Beruntung banget hidup gue dikelilingi cowok tampan dan tajir. Emang ya, wajah gue dan nasib gue memang sepadan," kata Tisa menyombongkan diri.
Lima menit kemudian, ada panggilan masuk via WhatsApp. Dengan malas Tisa melihat layar ponsel dan yang menelepon Tisa adalah Kevin.
"Halo, kamu baru apa, Sayang?"
"Aku mau tidur, Sayang."
"Oh, gitu, ya. Besok jalan, yuk?"
Perkataan Kevin membuat Tisa terbelalak kaget. Bagaimana tidak, besok Tisa sudah ada janji dengan Rehan, laki-laki yang baru dikenalnya. Tisa harus menolak ajakan Kevin dengan alasan yang klasik dan masuk akal supaya Kevin tidak curiga kalau Tisa diam-diam mendua dengan laki-laki lain. Tisa tidak mau ketahuan, karena Tisa masih membutuhkan Kevin untuk membelikannya barang mewah yang berharga mahal.
"Maaf, Sayang, aku nggak bisa. Aku besok ada acara keluarga, nih," kata Tisa berbohong.
"Oh, ya udah. Kalau hari minggu bisa, nggak? Aku kangen banget sama kamu, Sayang."