Rehan menghampiri rumah Tisa. Kebetulan saat itu, Tisa sepulang kuliah. Senyum Tisa langsung terbit melihat pacar kaya rayanya itu. Tisa tidak sabar ingin meminta barang mewah lagi.
"Kamu udah lama?" tanya Tisa di depan gerbang rumahnya.
Rehan mengangguk. "Ya, lumayan."
Tisa langsung membuka gerbang dan mengandeng tangan Rehan masuk ke ruang tamu.
"Orang tua kamu ke mana?" tanya Rehan, saat duduk di sofa.
"Orang tuaku di Surabaya. Di sini aku kan ngontrak."
Rehan mengangguk dan mengalihkan pandangan. Rehan membaca koran yang ada di situ. Rehan sesekali mengedarkan pandangan dan jelas pada tembok kontrakan itu, sudah tidak layak untuk ditempati. Rehan miris melihat keadaan kontrakan Tisa.
"Kontrakan kamu nggak layak, Sayang. Kamu mau pindah?"
Tisa mendekat dan menatap Rehan. "Kamu mau bayarin?"
"Pasti," jawab Rehan. "Oh, ya, Sayang, kamu kok nggak bikinin aku minum?"
Tisa menepuk jidat dan menuju dapur lalu kembali membawa teh manis.
"Makasih, ya." Rehan segera meminum teh buatan Tisa.
Tisa mengangguk dan duduk di sebelah Rehan. "Kamu nggak kerja?"
Rehan menggeleng cepat. "Aku santai, kok. Aku kan bosnya.'
Tisa tersenyum. Benar, dia tidak salah pilih.
Rehan merangkul Tisa dan menyuruh Tisa untuk membereskan barang-barangnya untuk segera pindah dari kontrakan yang tak layak ini. Tisa menurut dan masuk kamar, membereskan pakaiannya. Setelah itu, Rehan dan Tisa keluar dari kontrakan. Sebelum itu, Tisa memberikan kunci kontrakan pada ibu yang mempunyai kontrakan.
Rehan membukakan pintu mobil dan Tisa segera masuk mobil. Rehan mengajak Tisa untuk tinggal di sebuah apartemen.
"Kita mau ke mana?" tanya Tisa.
"Ke apartemen. Cewek secantik kamu nggak pantas tinggal di tempat kumuh!"
Tisa semakin senang bukan main. Tisa lalu memeluk lengan Rehan yang sedang fokus menyetir.
Lima belas menit kemudian, Rehan dan Tisa sampai di apartemen dan langsung memasukinya. Kebetulan, Rehan sudah lama mempunyai apartemen sendiri.
"Ini apartemen kamu?" tanya Tisa sesudah masuk ke dalam ruangan.
Rehan mengangguk. "Iya. Kamu bisa tinggal di sini."